19 March 2022, 21:10 WIB

Amerika Serikat Kecewa UEA Terima Kunjungan Presiden Suriah Assad


Mediaindonesia.com | Internasional

AFP/Manuel Balce Ceneta.
 AFP/Manuel Balce Ceneta.
Ned Price.

KUNJUNGAN Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Uni Emirat Arab membuat Amerika Serikat sangat kecewa. AS mendesak sekutu untuk menghindari normalisasi hubungan dengan rezim yang dituduh melakukan kekejaman yang mengerikan.

Perjalanan kejutan Assad pada Jumat (18/3) merupakan kunjungan resmi pertamanya ke suatu negara Arab sejak perang saudara meletus di negaranya pada 2011 yang menewaskan hampir setengah juta orang. Itu menjadi pertanda terbaru dari hubungan yang membaik antara Suriah dan UEA yang kaya energi sebagai sekutu utama AS yang juga menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020.

"Kami sangat kecewa dan terganggu dengan upaya nyata untuk melegitimasi Bashar al-Assad ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam pernyataan yang dikirim ke AFP, Sabtu (19/3). Assad, katanya, "Tetap bertanggung jawab atas kematian dan penderitaan warga Suriah yang tak terhitung jumlahnya, pemindahan lebih dari setengah populasi Suriah sebelum perang, dan penahanan sewenang-wenang serta penghilangan lebih dari 150.000 pria, wanita, dan anak-anak Suriah."

Sebagai Menteri Luar Negeri AS Antony, "Blinken telah menegaskan, kami tidak mendukung upaya untuk merehabilitasi Assad dan kami tidak mendukung orang lain normalisasi hubungan," kata Price. "Kami telah menjelaskan hal ini dengan mitra kami (dan) kami mendesak negara-negara yang mempertimbangkan keterlibatan dengan rezim Assad untuk mempertimbangkan dengan hati-hati kekejaman mengerikan oleh rezim."

Baca juga: Presiden Suriah Assad Kunjungi UEA, Perjalanan Pertama sejak Perang

Kunjungan pada Jumat oleh Assad ke UEA terjadi ketika Rusia--pendukung utama Damaskus yang juga memiliki hubungan kuat dengan Emirates--menekan perangnya terhadap Ukraina. Perang Suriah meletus pada Maret 2011 setelah penindasan brutal terhadap protes antipemerintah. Setahun kemudian UEA, seperti kebanyakan negara Arab, pecah hubungan dengan Damaskus. (OL-14)

BERITA TERKAIT