KETERBATASAN fasilitas kesehatan (faskes) di Tiongkok memaksa pemerintah mengubah kebijakan. Masyarakat yang merasakan gejala infeksi virus korona (Covid-19) ringan disarankan melakukan isolasi mandiri.
Sebelumnya, Beijing mewajibkan seluruh rakyatnya yang terinfeksi virus ini meskipun ringan harus dirawat di rumah sakit. Namun sekarang pasien yang bergejala berat yang wajib mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Para pakar kesehatan Tiongkok menilai kebijakan sebelumnya menghabiskan ketersediaan tempat tidur rumah sakit. Perubahan kebijakan ini terjadi usai Negeri Tirai Bambu mengalami lonjakan kasus covid-19 terburuk sejak virus mulai menyebar dari kota Wuhan pada awal 2020.
Sejauh ini sudah ada 2.627 kasus pada Rabu (16/3), turun dari total 3.290 sehari sebelumnya, berdasarkan angka terbaru yang dirilis oleh Komisi Kesehatan Nasional.
Di antara mereka atau 1.310 kasus tidak menunjukkan gejala covid-19. Sebanyak 95% kasus positif tersebar di sejumlah provinsi di timur laut Tiongkok seperti Jilin.
Wakil Perdana Menteri Tiongkok Sun Chunlan menginstruksikan pejabat Jilin untuk meluncurkan alat tes mandiri untuk deteksi dini di sekolah, mengambil sampel 20% siswa setiap hari. Alasannya menurut kantor berita negara Xinhua, penyebaran virus ini paling masif terjadi di pusat pendidikan.
Universitas Sains dan Teknologi Pertanian Jilin mengungkapkan hampir 60 mahasiswanya terinfeksi covid-19. mendorong pihak berwenang untuk memecat pejabat tinggi universitas tersebut.
Menurut editorial Global Times jika puluhan juta orang terinfeksi, orang-orang Tiongkok sanggup melawannya terlebih sistem perawatan kesehatan terbatas. Akibat lainnya perbaikan ekonomi akan sulit terwujud. (Straits times/OL-13)
Baca Juga: Hubungi Xi, Biden Ancam Sanksi Tiongkok jika Bantu Rusia