Enam kapal perang Rusia sedang menuju ke Laut Hitam dari Mediterania untuk latihan angkatan laut. Hal itu disampaikan oleh kantor berita Interfax yang mengutip Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (8/2).
Bulan lalu, Rusia mengumumkan bahwa angkatan lautnya akan menggelar serangkaian latihan yang melibatkan semua armadanya pada Januari dan Februari, dari Pasifik hingga Atlantik. Itu dilakukan dalam unjuk kekuatan terbaru dalam gelombang aktivitas militer selama kebuntuan dengan Barat terkait Ukraina.
Tiga dari kapal tersebut melewati selat Turki ke Laut Hitam pada Selasa, menurut seorang saksi mata. Sumber-sumber Turki mengatakan tiga lainnya diperkirakan akan melewatinya pada Rabu.
Kapal-kapal itu termasuk Korolev, Minsk dan Kaliningrad, yang berlayar di Bosphorus pada Selasa, sedangkan Pyotr Morgunov, Georgy Pobedonosets, dan Olenegorsky Gornyak dijadwalkan akan melintas pada Rabu.
Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Negara tersebut menyangkal rencana untuk menyerang tetapi mencari jaminan keamanan, termasuk janji tidak ada penempatan rudal di dekat perbatasannya, pengurangan infrastruktur militer NATO, dan larangan bagi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi tersebut.
Secara hukum, anggota NATO Turki dapat menutup selat tersebut untuk transit jika Rusia akan mengambil tindakan militer terhadap Ukraina.
"Turki berwenang untuk menutup selat bagi semua kapal perang asing di masa perang atau ketika terancam agresi. Juga, berwenang untuk menolak transit kapal dagang milik negara-negara yang berperang dengan Turki," kata seorang analis geopolitik yang berbasis di Istanbul dan kepala konsultan Bosphorus Observer, Yoruk Isik.
Turki, yang berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, mengatakan konflik militer apa pun tidak dapat diterima dan mengatakan kepada Moskow bahwa invasi apa pun tidak bijaksana.
Namun Presiden Tayyip Erdogan juga menawarkan untuk menengahi perselisihan antara Moskow dan Kyiv. Ankara memiliki hubungan baik dengan kedua negara, meskipun Erdogan mengatakan akan melakukan apa yang diperlukan sebagai anggota NATO jika terjadi invasi Rusia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengatakan pada Selasa setelah pembicaraan di Kremlin dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa dia yakin langkah-langkah dapat diambil untuk mengurangi eskalasi krisis dan meminta semua pihak untuk tetap tenang. (CNA/OL-12)