SISA gereja Bizantium abad kelima diresmikan di Jalur Gaza, Palestina, pada Senin (25/1) setelah proyek restorasi tiga tahun. Penguasa Hamas di jalur itu menyebutnya sebagai pelukan kepada saudara-saudara Kristen setempat.
Sisa-sisa gereja dan biara pertama kali ditemukan di Jabalia, kota di Gaza utara, pada 1997 di atas area seluas sekitar 800 meter persegi (957 yard persegi). Lantai gereja dihiasi dengan sesuatu yang digambarkan oleh pejabat Hamas sebagai mosaik langka, termasuk penggambaran binatang, adegan berburu, dan pohon palem.
Pengunjung sekarang dapat memandangi mosaik dari jalan setapak kayu yang baru dibangun. Kementerian pariwisata Gaza mengatakan dinding asli gereja itu dihiasi dengan teks-teks keagamaan yang ditulis dalam bahasa Yunani kuno yang berasal dari era Kaisar Theodosius II yang memerintah Bizantium dari tahun 408 hingga 450.
Pada upacara yang menandai pembukaan kembali situs tersebut, petinggi Kristen paling senior di Gaza, Uskup Agung Alexios dari Tiberias, mengenang sejarah panjang Kekristenan di wilayah pesisir. Ia mencatat bahwa monastisisme dimulai di Jalur Gaza pada tahun 280.
Namun jumlah orang Kristen di Gaza telah menurun selama bertahun-tahun. Banyak dari mereka telah beremigrasi, terutama setelah gerakan Islam Hamas merebut kekuasaan pada 2007. Menurut pejabat gereja setempat, hanya ada sekitar 1.000 orang Kristen di daerah kantong itu dibandingkan dengan 7.000 sebelum 2007.
Issam al-Daalis, yang mengepalai departemen pekerjaan pemerintah di Gaza, mengatakan restorasi situs itu menjadi contoh pelukan Hamas terhadap saudara-saudara Kristen di Gaza.
Baca juga: Mungkin Bebas Tentara Israel yang Tahan Orang Tua Palestina hingga Meninggal
Pemugaran dilakukan oleh organisasi Prancis Premiere Urgence Internationale dengan biaya hampir US$250.000. British Council juga mendukung pekerjaan tersebut. Sekitar 2,3 juta orang tinggal di Gaza yang telah diblokade oleh Israel sejak 2007. (AFP/OL-14)