13 January 2022, 17:05 WIB

Pasukan Pimpinan Rusia Mulai Tarik Diri dari Kazakhstan


 Nur Aivanni | Internasional

Russian Defence Ministry / AFP
 Russian Defence Ministry / AFP
Pasukan dari beberapa negara termasuk Rusia yang tergabung dalam CSTO bersiaga di Kota Almaty, Kazakhstan, pada Selasa (11/1). 

LEBIH dari 2.000 tentara pimpinan Rusia mulai menarik diri dari Kazakhstan.

Sebelumnya pasukan Rusia dikerahkan untuk mengatasi protes damai atas kenaikan harga energi berubah menjadi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Keputusan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian itu adalah yang pertama bagi Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Moskow.

Pada upacara yang menandai berakhirnya misi CSTO itu, tentara berbaris saat lagu kebangsaan dari masing-masing dari enam negara anggota CSTO dimainkan sebelum pidato resmi dimulai.

"Operasi penjaga perdamaian telah selesai, tugas telah terpenuhi," kata Jenderal Rusia Andrei Serdyukov, komandan kontingen CSTO yang melihat pasukan dari Rusia, Belarus, Armenia, Tajikistan, dan Kirgistan dikirim ke bekas republik Soviet pada 6 Januari.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada Rabu bahwa pasukan Rusia dan sekutu memainkan peran yang sangat penting dalam menstabilkan situasi di negara itu selama kunjungan pertamanya ke kota utama negara itu, Almaty.

Pusat keuangan itu hancur selama bentrokan antara pasukan keamanan dan lawan pemerintah.

"Tanpa diragukan lagi, itu sangat penting secara psikologis dalam memukul mundur agresi teroris dan bandit. Misi ini dapat dianggap sangat berhasil," tambahnya.

Salah satu gedung strategis yang dijaga kontingen CSTO adalah Bandara Almaty yang kabarnya direbut lawan pemerintah pekan lalu. (AFP/Nur/OL-09)

BERITA TERKAIT