IRAN mengumumkan melakukan peluncuran luar angkasa baru. Langkah ini kemungkinan akan membuat jengkel negara-negara Barat di tengah kesulitan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
"Peluncur satelit Simorgh (Phoenix) membawa tiga kargo penelitian ke luar angkasa," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ahmad Hosseini, Kamis (30/12), dikutip oleh televisi pemerintah. "Tujuan penelitian yang diramalkan untuk peluncuran ini telah tercapai," tambah Hosseini, tanpa merinci sifat penelitiannya.
"Ini peluncuran awal. Kami akan melakukan peluncuran operasional dalam waktu dekat."
Televisi menayangkan cuplikan roket yang naik dari landasan peluncuran gurun. Ia tidak memberikan rincian lokasinya meskipun media AS melaporkan awal bulan ini bahwa persiapan untuk peluncuran sedang berlangsung di pusat ruang angkasa Iran di Semnan, 300 kilometer (190 mil) timur Teheran.
Baca juga: Presiden Iran Ucapkan Selamat atas Kelahiran Nabi Yesus Kristus
Pada Februari, Iran mengumumkan telah meluncurkan roket bahan bakar padat paling kuat hingga saat ini, Zoljanah. Katanya, roket itu dapat mengangkut muatan 220 kilogram (480 pon) ke orbit.
Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan tentang peluncuran itu. Tes itu dinilai dapat meningkatkan teknologi rudal balistik Iran pada saat kedua negara sedang beringsut kembali ke diplomasi.
Iran berhasil menempatkan satelit militer pertamanya ke orbit pada April 2020 dan menarik teguran tajam dari Washington. Namun menurut Pentagon dan citra satelit dari pusat Semnan, peluncuran satelit Iran gagal pada pertengahan Juni. Teheran membantahnya gagal.
Pemerintah Barat khawatir bahwa sistem peluncuran satelit menggabungkan teknologi yang dapat dipertukarkan dengan yang digunakan dalam rudal balistik sehingga mampu mengirimkan hulu ledak nuklir. Iran menegaskan program luar angkasanya hanya untuk tujuan sipil dan pertahanan dan tidak melanggar kesepakatan nuklir atau perjanjian internasional lain.
Baca juga: Raja Saudi Khawatir Perilaku Iran Ganggu Stabilitas Keamanan Regional
Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 tahun 2015, mendukung kesepakatan nuklir, tidak memberlakukan larangan menyeluruh terhadap peluncuran roket atau rudal Iran. "Iran diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun yang terkait dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu mengirimkan senjata nuklir, termasuk peluncuran menggunakan teknologi rudal balistik semacam itu," kata teks itu. (AFP/OL-14)