PRESIDEN Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (8/12) menyatakan penyesalannya atas penerbitan buku teks oleh Turki untuk anak-anak di Suriah yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Ia menyebut penerbitan buku itu sebagai aib.
Pejabat lokal di wilayah Suriah utara di bawah kendali Turki memutuskan bulan lalu untuk mulai menarik buku pelajaran agama yang diproduksi oleh kementerian pendidikan di Ankara.
Meskipun penggambaran visual Nabi Muhammad tidak secara eksplisit dilarang dalam Al-Qur'an, banyak Muslim yang menganggapnya sebagai bentuk penistaan.
Erdogan, seorang Muslim saleh yang partai berkuasanya berakar pada Islam politik, mengatakan pada pertemuan para mufti yang disiarkan televisi di Ankara bahwa para pejabat telah meluncurkan penyelidikan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas aib ini.
"Meskipun tidak memiliki pengetahuan langsung (tentang yang terjadi), saya cukup sedih bahwa itu terjadi di bawah pemerintahan yang menjadi tanggung jawab saya," katanya.
"Kami akan melakukan yang diperlukan tentang situasi ini, yang tidak memiliki alasan, dan menindaklanjuti sampai mereka yang bertanggung jawab dibawa."
Salah satu gambar dalam buku itu menunjukkan seorang pria berjanggut dengan sweter merah muda dan celana merah anggur menjemput putrinya dari bus sekolah.
Setelah UEA, Turki Ingin Perbaiki Hubungan dengan Mesir dan Israel
Daerah Suriah utara di bawah kendali Turki, termasuk kota Al-Bab yang penduduknya telah melucurkan protes dan kota Jarablus yang penduduknya membakar salinan buku tersebut. (AFP/OL-14)