HUMAN Rights Watch mengatakan pada Selasa (27/7) bahwa baik Israel dan penguasa Islam Gaza, Hamas, mungkin melakukan kejahatan perang selama perang terakhir mereka pada Mei lalu. Konflik 11 hari memperlihatkan Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lain di Gaza menembakkan ribuan roket ke Israel yang membalas dengan ratusan serangan udara mematikan.
HRW mengatakan telah menyelidiki tiga serangan Israel yang membunuh 62 warga sipil Palestina saat tidak ada target militer yang jelas di sekitarnya. HRW mewawancarai saksi dan menganalisis data dari situs dan citra digital.
Laporan tersebut mencantumkan serangan 10 Mei di Beit Hanoun, satu pada 15 Mei di kamp pengungsi Al-Shati, dan gelombang serangan pada 16 Mei di Kota Gaza sebagai fokus penyelidikannya. Disebutkan bahwa serangan Israel lainnya selama konflik juga kemungkinan melanggar hukum.
Serangan Israel pada 10 Mei menghantam satu keluarga saat mereka mengemas jelai ke dalam karung. Delapan orang termasuk enam anak tewas. HRW mengatakan tidak menemukan bukti bahwa ada kombatan dan tidak melihat bukti ada target militer di lokasi tersebut. "Serangan yang tidak ditujukan pada tujuan militer tertentu adalah melanggar hukum," katanya.
Dalam serangan kedua, Israel menyasar gedung tiga lantai di Al-Shati menewaskan 10 orang. Seorang penduduk mengatakan kepada peneliti bahwa tidak ada peringatan tentang apa pun.
Israel mengatakan telah menargetkan bangunan itu karena sejumlah pejabat senior organisasi teror Hamas berada di suatu apartemen. HRW mengatakan tidak ada saksi atau kerabat korban yang mengetahui ada militan di dalam atau dekat gedung selama serangan itu. Ia juga mengatakan mereka yakin bangunan itu terkena bom yang dibuat oleh Boeing dan diekspor oleh AS ke Israel.
Serangan ketiga yaitu serangan gencar empat menit yang menghancurkan tiga bangunan dan menewaskan 44 warga sipil termasuk 18 anak-anak dan 14 wanita di Jalan Al-Wehda Kota Gaza. "Tak satu pun dari saksi yang diwawancarai Human Rights Watch mengatakan mereka telah menerima atau mendengar tentang peringatan apa pun yang dikeluarkan oleh otoritas Israel untuk mengevakuasi mereka sebelum serangan Israel," tulis kelompok itu.
Baca juga: Menhan Israel akan Bahas Spyware Pegasus dengan Prancis
Dikatakan bahwa video dan amunisi militer Israel yang dikumpulkan oleh polisi Palestina menunjukkan bahwa bom satu ton yang digunakan juga dibuat oleh Boeing. Israel mengatakan pada saat itu menargetkan terowongan yang digunakan oleh Hamas, tetapi HRW mengatakan tidak menemukan bukti ada target militer di sana.
Serangan roket
HRW juga mencatat serangan roket tanpa pandang bulu yang menargetkan warga sipil Israel. Hal tersebut akan dibahas dalam laporan selanjutnya. "Serangan Israel dan Palestina melanggar hukum perang dan tampaknya merupakan kejahatan perang," kata HRW.
Juru bicara Hamas Bassem Naim mengatakan laporan itu menunjukkan negara pendudukan ini bertindak sebagai entitas di atas hukum dan menikmati impunitas melalui dukungan mutlak Amerika yang melindunginya dari hukuman. Pihak berwenang Israel tidak segera menanggapi pertanyaan AFP.
HRW mengutip militer Israel yang mengatakan pihaknya menyerang target militer secara eksklusif dan melakukan upaya bersama untuk mengurangi bahaya pada individu yang tidak terlibat.
Laporan itu muncul setelah jaksa di Pengadilan Kriminal Internasional pada Maret mengumumkan penyelidikan penuh terhadap situasi di wilayah yang diduduki Israel. Penyelidikan itu akan fokus terutama pada Perang Gaza 2014, tetapi juga akan melihat kematian demonstran Palestina mulai 2018 dan seterusnya.
ICC mengatakan pada Mei bahwa pihaknya juga memantau konflik terbaru sebagai bagian dari penyelidikannya. "Keengganan konsisten otoritas Israel untuk secara serius menyelidiki dugaan kejahatan perang serta serangan roket pasukan Palestina terhadap pusat-pusat populasi Israel menggarisbawahi pentingnya penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional," kata HRW.
Baca juga: Hukum Gaza, Israel Kurangi Zona Penangkapan Ikan
Secara terpisah, Dewan Hak Asasi Manusia PBB memutuskan pada 27 Mei untuk membuat penyelidikan internasional terbuka atas pelanggaran selama konflik Mei. Konflik tersebut menewaskan 260 warga Palestina termasuk beberapa pejuang, menurut pihak berwenang Gaza. Di Israel, 13 orang termasuk seorang tentara tewas, kata polisi dan tentara. (OL-14)