07 May 2021, 14:28 WIB

Mantan Presiden Maladewa Terluka dalam Upaya Aksi Pembunuhan


mediaindonesia.com | Internasional

AFP
 AFP
Tentara bersiaga di lokasi ledakan bom yang menargetkan mantan Presiden Mohamed Nasheed di Kota Male, Maladwa, Kamis (6/5).

MANTAN Presiden Maladewa dan Ketua Parlemen saat ini Mohamed Nasheed harus menjalani operasi cukup serius pada Jumat (7/5). Nasheed mengalami luka parah setelah upaya aksi pembunuhan dengan memasang bom pada sebuah sepeda motor.

Namun Nasheed dilaporkan dalam kondisi stabil. Nasheed adalah presiden pertama yang dipimpin secara demokratis di negara yang berada di wilayah kepulauan Samudra Hindia.

Aparat keamanan setempat melaporkan bahwa mantan Presiden Nasheed mengalami luka parah disebabkan ledakan bom yang terpasang di sepeda mobil yang diparkir dengan mobil milik Nasheed.

Saat Nasheed hendak masuk ke mobilnya, tiba-tiba bom yang sudah terpasang di sebuah sepeda motor meledak. Pejabat setempat mengatakan insiden upaya pembuhan dengan bom terjadi di Kora Male, ibu kota Maladewa, pada Kamis (6/5).

"Nasheed lolos dari upaya pembunuhan," kata seorang pejabat pemerintah Maladewa kepada AFP. "Dia cedera, tapi kondisinya stabil."

Pihak Rumah Sakit ADK swasta mengatakan pria berusia 53 tahun itu membutuhkan operasi lebih lanjut setelah pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisinya.

Rumah sakit tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi seorang anggota keluarga mengatakan pecahan peluru telah dikeluarkan dari paru-paru dan hatinya.

"Kami berharap sembuh total," kata pihak rumah sakit. Petugas medis rumah sakit juga menambahkan bahwa Nasheed responsif dan berbicara dengan dokter saat dia dirawat. Salah satu pengawalnya juga dibawa ke rumah sakit.

Para pejabat mengatakan sepeda motor dengan perangkat terpasang itu diparkir di jalan sempit menuju rumah Nasheed.

Presiden Ibrahim Mohamed Solih, orang dekat Nasheed, mengatakan penyelidikan sedang dilakukan ketika para pejabat bergegas untuk mengecam serangan yang ditargetkan terhadap tokoh paling kuat kedua di negara itu.

"Serangan pengecut seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," kata Menteri Luar Negeri Abdulla Shahid dalam sebuah tweet.

Perlu diketahui bahwa Maladewa adalah negara di Samudra Hindia berpenduduk 340.000 Muslim Sunni terkenal dengan resor liburan mewahnya yang populer dengan berbulan madu, tetapi negara itu sering mengalami kekacauan politik.

Sementara itu, sejauh ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom hari Kamis itu, tetapi para pejabat yang dekat dengan Partai Demokrat Maladewa (MDP) Nasheed mengatakan mereka mencurigai adanya kepentingan politik yang bertentangan dengan gerakan antikorupsinya.

Nasheed telah berjanji untuk menyelidiki kasus korupsi senilai US$ 90 juta dari otoritas promosi pariwisata negara bagian itu selama masa jabatan mantan Presiden Abdulla Yameen.

"Ada beberapa kelompok yang tidak proaktif yang bisa berkolaborasi dengan elemen politik yang terancam oleh gerakan antikorupsi Nasheed," sumber MDP kepada AFP. (AFP/OL-09)

BERITA TERKAIT