26 September 2023, 20:00 WIB

Penggunaan KB Ikut Turunkan Angka Kematian Bayi di Indonesia


Dinda Shabrina | Humaniora

Freepik.com
 Freepik.com
Ilustrasi keluarga berencana

BERDASARKAN survei, angka kematian bayi di Indonesia sudah menurun dari 145 per 1.000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk (SP) 1971 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup pada SP 2010. Saat ini angka kematian bayi menjadi 16,85 per 1.000 kelahiran hidup pada 2020.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan keberhasilan bangsa Indonesia dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat ditandai dengan turunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup.

“Menurunkan angka kematian bayi dilakukan dengan peningkatan pemakaian KB, khususnya untuk KB modern. Kematian Ibu atau kematian bayi dapat disebabkan oleh jarak kelahiran yang terlalu dekat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka KB Pascapersalinan terus ditingkatkan khususnya untuk MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) yang lebih efektif,” kata Hasto dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day tahun 2023, Selasa (26/9).

Baca juga :Kepala BKKBN Ingatkan Warga Atur Jarak Kelahiran untuk Cegah Stunting 

“Dalam upaya akselerasi peningkatan capaian KB, diperlukan peran serta aktif dari jajaran TNI untuk membantu menggerakkan calon peserta KB dan memberikan pelayanan KB yang berkualitas di Fasyankes milik TNI atau Fasyankes lainnya,” ujar Hasto.

Hasto menyebutkan seluruh Perwakilan BKKBN Provinsi dan DPPAPP Provinsi DKI Jakarta telah mendistribusikan target pelayanan KB sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota,

Baca juga : Edukasi Perencanaan Keluarga, Bayer Kenalkan Situs Bicara Kontrasepsi

“Total target pelayanan KB dalam rangka Pekan Pelayanan KB Hari Kontrasepsi Sedunia 2023 yang dimulai tanggal 26 September-4 Oktober 2023 adalah sebanyak 1.484.747 akseptor,” papar Hasto.

Oleh karena itu, dalam acara bertema ‘Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara dalam Percepatan Penurunan Stunting’ tersebut Hasto berharap capaian akseptor dalam momentum kali ini dapat dimaksimalkan.

“Saya juga mengingatkan kembali, agar dalam Pekan Pelayanan ini, seluruh tenaga yang terlibat dapat mendukung pemberian pelayanan KB yang berkualitas dan dapat diakses oleh seluruh Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB. Pemberian konseling yang komprehensif, serta pelayanan kontrasepsi yang mengedepankan Prinsip Keluarga Berencana Berbasis Hak harus terus dilaksanakan,” ujar Dokter Hasto.

Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Martin Suanta mengatakan bahwa kegiatan Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia ini bertujuan untuk mensosialisasikan pada masyarakat terkait pentingnya kontrasepsi bagi perencanaan keluarga dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Martin juga menyampaikan harapannya akan kolaborasi lintas sektor yang kuat. “Perlu komitmen dan dukungan stakeholder, provider medis, dan mitra kerja untuk percepatan pencapaian program bangga kencana secara menyeluruh,” ujar Martin. (Z-5)

BERITA TERKAIT