Komunitas lukis SanUr Painters menggelar pameran lukisan di Art:1 Museum, Jakarta, pada 16-24 September 2023. Mengangkat tema 'Dari Perempuan, oleh Perempuan, untuk Dunia', SanUr Painters mendedikasikan sebagian hasil pameran untuk mendukung pemberdayaan kaum perempuan pengrajin daun lontar dan penenun di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sebagian dari hasi penjualan nanti akan dilalokasikan kepada perempuan pengrajin daun lontar dan penenun di Larantuka, NTT. Ini sebagai upaya pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya tak benda," ujar Ketua Panitia Helena Muljanto, Minggu (16/9).
Dalam pameran tersebut, terdapat 129 lukisan dan satu patung yang ditampilkan. Lukisan-lukisan tersebut merupakan karya dari 77 perempuan, 21 pelajar TK-SMA St Ursula dan 9 pelukis profesional.
Baca juga: KBRI Yangon Pamerkan Karya Pelukis Asal Bandung
Ketua ikatan alumni St Ursula Jakarta, Inge, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan salah satu komunitas alumni tersebut. Dukungan sesama kaum perempuan, menurutnya, sangat penting.
"Karya-karya ini mencerminkan persepsi rasa pengalaman dan harapan dari pelukis tentang sosok perempuan, tentu dalam warna-warni yang indah," ucapnya.
Baca juga: Karya Agung Picasso "Femme a la montre" Diprediksi Laku Seharga US$120 Juta
Dewi Bambang Soesatyo juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif dan gerakan yang dilakukan SanUr Painters. Menurutnya, kegiatan positif seperti itu bisa menginspirasi banyak pihak, khususnya kaum perempuan di negeri ini.
"Kita selayaknya saling mendukung demi generasi penerus yang menjaga Indonesia pusaka ini. Semoga pameran ini semakin menggaungkan semangat perempuan dan menginspirasi," kata istri Ketua MPR RI Bambang Soesatyo itu.
Pada kesempatan itu juga dilakukan talkshow bersama 3 narasumber perempuan, yakni Dona Agnesia, Monica Gunawan, dan Rotua Magdalena. Dona Agnesia mengatakan, lewat karya seni, perempuan bisa menuangkan atau menyampaikan ekpresi mereka.
"Seni itu menjadi wadah, salah satu cara untuk wanita untuk berkomunikasi kepada dunia. Seni adalah mediator untuk bisa kita menyuarakan isu-isu perempuan dengan cara yang indah," kata Dona. (Z-11)