DEMENSIA dan alzheimer merupakan satu hal yang belum banyak diketahui dan dipahami masyarakat luas. Tanpa disadari, demensia dan alzheimer menjadi ancaman bagi lansia dan penduduk usia produktif bila tidak dicegah sejak dini.
Dikatakan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, data BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia meningkat dari 18 juta jiwa pada 2010 menjadi 27 juta jiwa pada 2020 dan akan terus bertambah menjadi 40 juta jiwa pada 2030.
“Meningkatnya harapan hidup manusia adalah hal positif. Tapi tetap terdapat PR dalam bidang kesehatan terkait penyakit menular dan tidak menular yang berhubungan dengan meningkatnya angka lansia di Indonesia,” kata perempuan yang akrab disapa Rerie itu dalam Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (13/9).
Baca juga : Setiap Tiga Detik, Satu Orang di Dunia Alami Demensia
Adapun, pada 2019 data menunjukkan bahwa 1,8 juta masyarakat Indonesia mengalami demensia dan diperkirakan bisa meningkat pesat karena pertumbuhan populasi lansia.
Di samping itu, bonus demografi Indonesia akan mencapai masa emasnya pada 2045. Menurut dia, pertumbuhan usia produktif yang menjadi modal dasar untuk mengembangkan kenegaraan dan kebangsaan juga harus dibarengi dengan pertumbuhan penduduk lansia yang berbahagia di masa tuanya.
Baca juga : Bruce Willis Didiagnosis Mengalami Demensia Frontotemporal
“Karena penduduk lansia yang berbahagia akan membuat sanak keluarganya yang ada di usia produktif kemudian lebih bisa memaksimalkan dirinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sehari-hari,” jelas Rerie.
Berdasarkan berbagai penelitian, 40% kasus demensia dan alzheimer yang diidap oleh lansia sebenarnya bisa dihindari atau ditunda dengan cara hidup sehat.
Gejala demensia
Berbagai gejala-gejala umum sebenarnya sudah bisa dibaca di awal, seperti penurunan fungsi kognitif otak, gangguan daya ingat, gangguan berpikir, gangguan komuikasi, penurunan kemampuan pengambilan keputusan dan penurunan pengendalian emosi. Namun, belum semua orang bisa memahami bahwa itu merupakan gejala awal demensia.
“Jadi tugas kita semua adalah untuk mulai melakukan sosialisasi dan bagaimana nanti kita berhadapan dengan bonus demografi. Agar mereka yang ada di usia produktif tidak direpoti oleh permasalahan yang dihadapkan keluarganya akibat kelalaian yang sesungguhnya bisa kita antisipasi sejak dini,” pungkas Rerie. (Z-4)