21 August 2023, 21:41 WIB

Kemendikbud-Ristek: Implementasi Kurikulum Merdeka Sudah 80%


Dinda Shabrina | Humaniora

MI
 MI
Ilustrasi

PELAKSANA Tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud-Ristek Zulfikri menyebut capaian implementasi kurikulum merdeka sudah mencapai 80% di satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia.

“Secara total hampir 80%, bahkan kalau kita lihat untuk sekolah SMA/SMK sudah mendekati 90%. Cuma di tingkat PAUD yang masih rendah. Tp kalau dari data 80% di seluruh Indonesia dan itu berdasarkan pilihan mereka,” kata Zulfikri di Jakarta, Senin (21/8).

Zulfikri menyebut kendala yang Kemendikbud-Ristek hadapi saat ini ialah masih banyak masyarakat dan sekolah yang belum menyadari bahwa perubahan kurikulum bukan sekadar perubahan nama, tetapi juga berkaitan dengan administrasi, perubahan iklim pembelajaran serta transformasi pembelajaran yang lebih bersahabat dengan anak.

Baca juga : Masa Depan dan Keberlanjutan Kebijakan Kurikulum Merdeka

“Kurikulum Merdeka itu kan fokusnya lebih ke anak. Nah kalau dari materi kurikulum selama ini guru nyaman ketika menyampaikan materi semua sama untuk semua anak. Metode dan tugasnya sama, semua proses itu sama bahkan format-format perencananya juga sama. Mungkin guru merasa lebih nyaman seperti itu,” ujar dia.

“Tetapi dalam Kurikulum Merdeka itu, sekarang mereka didorong untuk lebih memperhatikan anak, otomatis anak-anak mendapat materi, cara, dan pembelajaran berbeda-beda atau diferensiasi. Mengubah kebiasaan langsung menyampaikan materi sekarang memberikan pelayanan ke anak-anak yang berbeda-beda. Maka dari itu butuh perubahan mindset,” tambahnya.

Baca juga : Konsep Merdeka Belajar Baik, Forum Rektor: Implementasi Harus Lebih baik

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan menekankan sebelum menyamaratakan kurikulum di seluruh sekolah di Indonesia, penting untuk membina para guru terlebih dahulu. Selain dibina, para guru juga harus disejahterakan oleh negara. Sebab, beban yang mereka pikul amatlah berat, terlebih tugas yang diberikan dalam program Kurikulum Merdeka saat ini.

“Hubungannya dengan guru, kita yang menyiapkan itu. Kita harus menyiapkan orang-orang yang berani dan punya karakter,” tutur Putra.

Selain itu, tantangan terberat yang harus dihadapi Indonesia ialah menciptakan generasi yang berpendidikan dan bekerja sesuai dengan bakat mereka.

“Orang yang bekerja seseuai dengan bakatnya itu hasilnya luar biasa. Kalau nggak sesuai berarti orang ini tidak akan bertumbuh. Dia hanya kerja untuk gaji dan status. Dia akan sering pulang, mengeluh tidak membawa kebahagiaan. Bagaimana Indonesia mau bertumbuh? Makanya harus sesuai minat dan bakat. Jadi karakter itu penting,” pungkasnya. (Z-4)

BERITA TERKAIT