19 July 2023, 22:38 WIB

Empat Tokoh Gembleng Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2023


Media Indonesia | Humaniora

Ist
 Ist
Capaska tingkat Nasional 2023 mengikuti Diklat BPIP di Desa Bahagia, Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/7).

CALON Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) tingkat Nasional 2023 mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila (Diklat PIP) di Desa Bahagia, Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/7).

Sebelumnya, 76 putera puteri daerah terpilih ini telah diterima Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. untuk selanjutnya digembleng, bukan hanya baris berbaris, melainkan dibekali pula dengan wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila. 

Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP, Tonny Agung Arifianto, S.E., M.A.B. menuturkan, para Paskibraka adalah role model bagi generasi penerus bangsa yang diproyeksikan untuk menjadi pemimpin pada masa yang akan datang.

Baca juga: Siswa SMA Kebangsaan Terpilih Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2023

Oleh sebab itu, para Capaska dibekali dengan materi-materi yang sangat penting soal kebangsaan dan ideologi Pancasila dengan narasumber, para tokoh di negeri ini.

“Paskibraka ini kita bekali betul, mulai dari sejarah bangsanya, pemahaman ideologi negaranya. Sehingga nantinya bisa memberikan pembelajaran kepada komunitas di tengah-tengah mereka," kata Tonny.

"Sehingga tidak cukup hanya baris berbaris saja karena kita siapkan mereka untuk menjadi Purnapaskibraka Duta Pancasila,” tutur Tonny.

Baca juga: Kepala BPIP Dorong Peran Pemuda Aktualisasikan Pancasila di Bumi Kartini

Salah satu narasumber, Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah, SH., MH., menuturkan, pengetahuan dan pemahaman tentang historisitas Pancasila dan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sangat perlu bagi para Capaska.

Menurut Ahmad Basarah, hal tersebut merupakan dasar pengembangan diri para calon pemimpin bangsa masa depan ini.

“Sejarah adalah hal yang sangat penting. Pidato Bung Karno berjudul Jasmerah mengandung pesan, pelajari sejarah agar tidak tergelincir dalam perjuangan Anda pada masa yang akan datang," terangnya.

"Suatu bangsa akan bubar apabila mereka dibuat lupa dengan sejarahnya, bukan dengan pasukan perang yang besar”, ungkap Ahmad Basarah.

Baca juga: Yudi Latif Ingatkan Pentingnya Pembangunan Karakter Bangsa

Dengan berapi-api, ia juga memantik para Capaska untuk memahami sejarah panjang lahirnya NKRI dan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

“NKRI lahir dari hasil perjuangan dan pengorbanan berupa darah, keringat, dan air mata, bukan datang dari langit begitu saja. Mulai dari Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Jepang adalah negara-negara yang pernah menjajah Indonesia. Belanda adalah negara terlama (menjajah) dengan politik devide et impera. Tahun 1908, melalui Budi Utomo, anak-anak muda Indonesia mulai berpikir untuk bebas dari penjajahan,” ungkapnya.

Pancasila Lahir dari Perenunga Batin dan Pemikiran Kritis

Lebih lanjut, Ahmad Basarah menjelaskan lahirnya Pancasila sebagai proses perenungan batin, pemikiran kritis, dan dialektika para founding fathers dan founding mothers menjadi dasar, ideologi, dan falsafah Bangsa Indonesia yang dinamis dan tidak bisa ditawar lagi.

Ia juga mengatakan bahwa Pancasila lahir dari proses yang panjang dari para pendiri bangsa, sejak perang Asia Timur Raya. BPUPK sidang pertama pada 29 Mei 1945.

Baca juga: Antisipasi Radikalisme, Kepala BPIP Minta Masyarakat Sinergi Bumikan Pancasila

Terdapat 66 orang peserta sidang BPUPK, dua orang perempuan. Soekarno menjadi pembicara terakhir (ke-40) pada sidang BPUPK pertama tanggal 1 Juni 1945. Soekarno mengungkapkan hasil pemikiran tentang dasar negara yang disebut Pancasila yang menyatukan kemajemukan Bangsa Indonesia.

"Oleh Ketua BPUPK, dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat yang merupakan dokter spesialis kandungan, peristiwa itu disebut dengan lahirnya Pancasila”, jelas Anggota DPR RI empat periode tersebut.

Para Paskibraka Miliki Tugas dan Tanggung Jawab Besar 

Ia menambahkan, para Paskibraka memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar pada masa kini dan masa yang akan datang. 

“Paskibraka bukan sekadar pembawa bendera, tetapi juga penjaga martabat Bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban BPIP dan Lemhanas menggembleng Ideologi Pancasila kepada pemuda penerus bangsa,” tuturnya.

Baca juga: BPIP Bekali Paskibraka 2022 untuk Jadi Pemimpin Berkarakter Pancasila

Selain Wakil Ketua MPR RI, para Capaska menerima pembekalan dari sejumlah tokoh, di antaranya, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayjen. TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya dengan materi Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa dan Revolusi Mental sebagai Pancasila dalam Tindakan.

Pancasila sebagai Kekuatan Pemersatu Bangsa 

Sementara itu, Anggota Dewan Pengarah BPIP, Prof. Dr. Amin Abdullah dengan materi Pancasila sebagai Kekuatan Pemersatu Bangsa dan Falsafah Bangsa; Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP, sedangkan Prof. Dr. Ermaya Wiradinata, S.H., M.H., M.S. dengan materi Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Bangsa.

Ke-76 Capaska ini akan mengikuti pembekalan selama satu bulan sampai tanggal 15 Agustus 2023 sebelum dikukuhkan menjadi Paskibraka Indonesia oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo di Istana Merdeka. (RO/S-4)

BERITA TERKAIT