04 July 2023, 13:59 WIB

Pengertian Research Gap, Jenis, dan Cara Menemukannya


Joan Imanuella | Humaniora

Ist
 Ist
Pengertian Research Gap

SETIAP penelitian biasanya dimulai dengan hipotesis tertentu dan menghasilkan temuan khusus. Hasil penelitian dapat sesuai atau berbeda dengan hipotesis awal.

Namun, penting bagi hasil penelitian untuk selalu konsisten dengan data yang terdapat dalam penelitian tersebut. Jika tidak konsisten, maka hal tersebut disebut sebagai kesenjangan penelitian atau research gap.

Research gap terjadi ketika terdapat inkonsistensi antara hasil penelitian yang telah dirumuskan dengan semua data yang mendukungnya. Research gap bisa terjadi karena adanya bagian yang terlewat dalam penelitian yang menghasilkan jawaban yang berbeda.

Baca juga: Teknologi Penunjang Penelitian Genomik Sel Tunggal Diperkenalkan di Indonesia

Selain itu, research gap juga dapat didefinisikan sebagai kesenjangan penelitian yang muncul karena perbedaan hasil penelitian sebelumnya, baik dalam konsep, teori, data, maupun masalah yang ada di lapangan. Akibatnya, terdapat celah dalam penelitian yang perlu diisi pada penelitian selanjutnya.

Dalam konteks bisnis, research gap dapat berdampak pada keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Kesenjangan dalam penelitian juga dapat menimbulkan kerugian dalam bisnis. Salah satu kerugian yang signifikan adalah penurunan kepuasan pelanggan.

Baca juga: Program Indofood Riset Nugraha Beri Dana Penelitian bagi Mahasiswa S1

Dengan kata lain, kesenjangan ini memiliki dampak negatif. Namun, kesenjangan ini juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Jenis-jenis Research Gap

1.    Theoretical Gap

Theoretical Gap merujuk pada kesenjangan yang terjadi dalam penelitian berdasarkan teori yang menjadi dasarnya. Mengapa terdapat kesenjangan tersebut? Kemungkinan pertama adalah teori dasar sebelumnya memiliki keterbatasan atau kelemahan yang tidak mampu mendukung penelitian selanjutnya. Kemungkinan lainnya adalah hasil penelitian yang diperoleh belum pernah dijelaskan oleh teori apa pun.

2.    Evidence Gap

Selanjutnya, terdapat kesenjangan yang disebut evidence gap atau kesenjangan bukti. Seperti namanya, kesenjangan bukti adalah kesenjangan yang terjadi dalam konsistensi bukti penelitian. Tolok ukur kesenjangan ini adalah fakta umum yang biasanya terjadi. Secara singkat, peneliti menemukan titik kesenjangan antara fenomena yang umum dan bukti lapangan yang ditemukan selama proses penelitian.

3.    Population Gap

Population gap atau kesenjangan populasi adalah jenis kesenjangan penelitian yang berdasarkan produktivitas bisnis dan jangkauan populasi saat mengumpulkan data penelitian. Dalam konteks bisnis, sering kali ditentukan target pasar sebagai dasar penelitian untuk melihat apakah ada kesenjangan populasi dalam penelitian sebelumnya atau tidak.

4.    Empirical Gap

Empirical gap merujuk pada kesenjangan fenomena empiris dalam penelitian. Kesenjangan ini akan terlihat dalam hasil penelitian. Oleh karena itu, setiap peneliti harus memperhatikan adanya inkonsistensi dalam penelitiannya. Secara otomatis, kesenjangan ini terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara hasil penelitian dan data fakta. Dalam kondisi ini, peneliti dapat memanfaatkan kekurangan tersebut sebagai subjek penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat mengatasi risiko kesenjangan dengan membandingkan fenomena dalam penelitian dengan penelitian sebelumnya, didukung oleh teori yang tepat.

5.    Knowledge Gap

Jenis kesenjangan lain yang mungkin ditemukan dalam penelitian adalah kesenjangan pengetahuan. Kesenjangan pengetahuan adalah kesenjangan yang muncul dalam penelitian yang mencari sesuatu yang belum ada.

6.    Practical-Knowledge Gap

Sementara itu, kesenjangan pengetahuan praktis adalah ketidakpuasan dalam penelitian terhadap kegiatan atau perilaku profesional yang tidak terpenuhi.

7.    Methodological Gap

Kesenjangan metodologis muncul karena adanya keterbatasan metode yang dapat diterapkan dalam penelitian.

Cara Menemukan Research Gap

Pencarian research gap dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya dengan menggunakan teori yang relevan. Berikut adalah cara-cara untuk menemukan research gap dalam penelitian.

1. Pilih Topik yang Menarik

Penting untuk memilih topik yang menarik perhatian Anda karena penelitian membutuhkan waktu yang lama. Jika topiknya tidak menarik, penelitian dapat terasa membosankan dan sulit dilakukan. Sebagai contoh, dalam bidang media sosial, Anda dapat mencari penelitian sebelumnya dan mengkaji fenomena terbaru yang berkaitan dengan populasi yang Anda teliti. Selanjutnya, tentukan teori yang tepat untuk membahas isu tersebut.

2. Cari Pembahasan yang Terlewat oleh Peneliti Pendahulu

Cara lain untuk menemukan research gap adalah dengan mencari konsep atau pembahasan yang belum dibahas sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca penelitian-penelitian terdahulu di bidang yang sama. Selain itu, Anda juga dapat melakukan wawancara langsung dengan peneliti-peneliti pendahulu untuk menemukan research gap dalam penelitian.

3. Temukan Inkonsistensi dan Kekurangan Penelitian Sebelumnya

Salah satu cara untuk menemukan research gap dalam penelitian adalah dengan mencari inkonsistensi dan kekurangan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Sebagai contoh, dalam bidang bisnis kualitatif, Anda dapat menelusuri faktor-faktor dalam kegiatan produksi yang dapat menyebabkan kerugian di masa depan.

Contoh Kasus:

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti X menunjukkan bahwa kebijakan pemberian kompensasi yang tepat kepada karyawan dapat meningkatkan kinerja mereka. Peneliti X juga menyatakan bahwa besaran, susunan, dan waktu pembayaran kompensasi dapat mendorong kinerja dan motivasi karyawan untuk mencapai performa kerja yang maksimal. Dengan demikian, kebijakan kompensasi dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya.

Namun, penelitian yang dilakukan oleh peneliti Y menemukan hasil yang berbeda. Peneliti Y menemukan bahwa hubungan antara kompensasi dan kinerja tidak signifikan. Meskipun tingkat kompensasi yang tinggi meningkatkan kinerja pegawai, peningkatannya tidak signifikan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti X.

Contoh research gap kuantitatif dapat ditemukan dalam penelitian tentang jumlah ekspor barang pada tahun-tahun sebelumnya. Dari situ, peneliti dapat menggunakan topik tersebut untuk menemukan wawasan baru yang bermanfaat bagi kegiatan bisnis. (Z-10)

BERITA TERKAIT