TIDUR yang berkualitas merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. Namun, dalam era gaya hidup sibuk dan pola makan yang tidak sehat, banyak orang cenderung mengonsumsi makanan junk food yang tinggi lemak, gula, dan garam.
Sebuah penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa banyak makan junk food dapat berdampak negatif pada kualitas tidur.
Lantas, benarkah ketika kita konsumsi junk food dapat mempengaruhi kualitas tidur?, nah sebelum menjawab pertanyaan tersebut ketahui dulu yuk apa itu junk food.
Pengertian Junk Food
Junk food merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang kandungan kalori, lemak, gula, garamnya tinggi; tetapi kandungan vitamin dan seratnya rendah. Biasanya junk food juga mengandung berbagai bahan tambahan pangan (BTP) seperti pemanis, perasa dan pengawet.
Sedangkan healthy food merupakan istilah yang digunakan untuk makanan yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh kita.
Junk food yang mengandung lemak dan garam tinggi contohnya adalah hamburger, pizza, ayam goreng, kentang goreng yang penyajiannya tidak disertai buah dan sayur dan berbagai jenis keripik. Umumnya makanan tersebut mengandung lemak jenuh yang dapat menyebabkan risiko obesitas dan apabila dikonsumsi terlalu banyak dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Kadar garam yang tinggi melebihi kadar garam yang dibutuhkan tubuh dapat memicu tekanan darah tinggi. Contoh junk food yang mengandung gula tinggi adalah minuman bersoda, donat, permen, dan kue. Gula yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan penyakit diabetes.
Kaitan antara Kurang Tidur dan Hasrat Makan Junk Food
Sebuah penelitian yang dilakukan di Jerman dan Inggris melaporkan bahwa tidak tidur selama satu hari penuh bisa membuat seseorang lebih cenderung atau memiliki dorongan yang lebih kuat untuk mengonsumsi junk food. Hal ini diduga disebabkan oleh peningkatan pelepasan sinyal di otak yang berkaitan dengan nafsu makan pada orang-orang yang kurang tidur.
Penelitian berskala kecil yang dipublikasikan di jurnal medis Journal of Neuroscience tersebut menginvestigasi 32 partisipan pria sehat. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang tidur seperti bisa dan kelompok yang begadang semalam penuh.
Setelahnya, para peneliti melakukan pemerikaan pencitraan pada otak partisipan. Tujuannya adalah untuk mengetahui area otak mana saja yang berkaitan dengan nafsu makan dan keinginan untuk mengonsumsi makanan jenis tertentu pada individu di kedua kelompok tersebut.
Pengaruh Mekanis Hormonal dan Perilaku
Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu dari kedua kelompok memiliki derajat rasa lapar yang sama tinggi. Namun, pada kelompok yang begadang alias kurang tidur, terdapat peningkatan kadar hormon tertentu yang berkaitan dengan rasa lapar dibandingkan kelompok lainnya.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa individu dari kelompok yang waktu tidurnya kurang cenderung lebih memilih junk food ketimbang kelompok tidur cukup.
Para peneliti pun menarik kesimpulan bahwa penentuan jenis makanan yang dikonsumsi saat seseorang kurang tidur diduga berkaitan dengan perilaku hedonistik atau reward-seeking, dan bukan hanya sebagai akibat dari mekanisme hormonal.
Mereka juga menambahkan bahwa seseorang yang kurang tidur akan cenderung menilai junk food secara lebih tinggi ketimbang orang lain yang cukup tidur.
Hasil penelitian didapat dari penggunaan kombinasi uji perilaku dan biologis, termasuk pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) untuk menentukan bahwa durasi tidur yang kurang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk (pesan dan) makan junk food.
Namun, terlepas dari temuan yang cukup menarik, penelitian tersebut juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah jumlah partisipan yang sedikit, yang menurunkan relevansi dari sampel terhadap seluruh populasi.
Selain itu, pada kenyataannya, kekurangan tidur yang terakumulasi selama periode waktu satu minggu atau lebih dapat menjadi masalah yang serius. Namun, penelitian ini hanya mengukur kekurangan tidur selama satu hari untuk merepresentasikan kekurangan tidur.
Menurut hasil penelitian, memang kurang tidur bikin Anda cenderung ingin makan junk food, yang jika tidak ditangani bisa sebabkan kenaikan berat badan. Selain itu, kurang tidur diketahui bisa sebabkan depresi, risiko lebih besar terkena flu, lemas, dan masih banyak lagi.
Orang dewasa baiknya tidur selama 7-9 jam setiap malamnya, lalu dukung daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan olahraga teratur agar tetap sehat! (Z-10)