07 June 2023, 12:44 WIB

Revitalisasi Lokananta, Cara Erick Thohir Rawat Peninggalan Sejarah


Gana Buana | Humaniora

Pemkot Surakarta
 Pemkot Surakarta
Gedung Lokananta Surakarta, Solo

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah merampungkan revitaliasi Lokananta, studio rekaman pertama di Indonesia yang berada di Solo, Jawa Tengah. 

Selesainya revitalisasi Lokananta itu ditandai dengan pagelaran Festival Lokananta 2023 pada 3-4 Juni lalu dengan menghadirkan 21 penyanyi papan atas lintas generasi. 

"Lokananta punya sejarah panjang. Cikal bakal musik Indonesia ketika presiden pertama kita Pak Soekarno untuk mendorong agar musik Indonesia naik dan mengurangi dominasi musik Barat," kata Erick Thohir dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (7/6).

Baca juga: Erick: 10% Penjualan Tiket akan Disumbangkan untuk Palestina

Rencana revitalisasi Lokananta, yang sebelumnya sempat terlantar, diumumkan Erick Thohir pada 8 Agustus 2022 lalu. Saat itu, Erick merasa kaget melihat kondisi Lokananta yang tak terawat. Pasalnya, Lokananta adalah saksi sejarah perkembangan musik Tanah Air. 

Dalam salah satu plakat yang dipajang di Museum Lokananta, disebutkan bahwa Lokananta adalah titik nol dalam perjalanan usaha negara untuk mendokumentasikan, mempromosikan, dan memodernisasi kebudayaan Indonesia yang dilakukan Bung Karno. 

Baca juga: Sekjen Gerindra: Erick Thohir memang Masuk Radar Bursa Cawapres Kami

Mulanya adalah keresahan atas dominasi lagu-lagu Barat yang diputar di Radio Republik Indonesia (RRI) paskakemerdekaan atau sekitar awal 1950-an. 

Saat itu, kebanyakan lagu-lagu yang diperdengarkan antara lain oleh Elvis Presley, Frank Sinatra dan lainnya. Sementara lagu Indonesia masih berupa lagu-lagu daerah. 

Direktur RRI saat itu, Raden Maladi, kemudian berinisiatif membuat pabrik piringan hitam milik pemerintah untuk rekaman pada 1956. Hasil rekaman kemudian diedarkan ke seluruh daerah dengan label Indra Vox atau Indonesia Raya Vox. 

Tak disangka, nama itu ditolak oleh Bung Karno lantaran dinggap kebarat-baratan, Akhirnya, lahirlah nama Lokananta. 

Lokananta juga memproduksi ulang pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan untuk disebar ke stasiun RRI di daerah.  Selain itu, Lokananta juga memiliki  ribuan koleksi, termasuk master rekaman lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kali dinyanyikan. Ada juga master lagu dari berbagai penyanyi legendaris Indonesia seperti Gesang, Waldjinah, dan Titiek Puspa.

Pada 1962, saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, Raden Maladi yang saat itu menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga meminta Lokananta memproduksi seri 4 album kompilasi lagu-lagu daerah termasuk Rasa Sayange dan lagu daerah lainnya untuk dibagikan kepada kontingen Asian Games pada 15 Agustus 1962. Kompilasi lagu itu diberi judul "Asian Games: Souvenir from Indonesia." 

Persinggungan sejarah itu pula yang membuat Erick Thohir bergetar hatinya. Seperti diketahui, Erick adalah Ketua Panitia Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

"Tentu saya tadi ketika mutar (Lokananta) saya agak bergetar sedikit rupanya ada koneksi di sini tahun 1962 rekaman lagu Asian Games, kan begini-begini bekas Ketua Asian Games," kata Erick saat berkunjung ke Lokananta.

Dengan fakta sejarah seperti itu, Erick merasa bahwa Lokananta harus dihidupkan kembali agar generasi muda paham sejarah bangsa. Lokananta adalah saksi sejarah bagaimana Bung Karno membangun ketahanan budaya nasional untuk melawan apa yang disebutnya sebagai imperialisme kebudayaan Barat. 

Atas dasar itulah pada November 2022 revitaliasi Lokananta sebagai aset BUMN dimulai. 

Revitalisasi Lokananta dilakukan Kementerian BUMN melalui PT Danareksa (Persero) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan dukungan dari Pemerintah Kota Solo. 

Erick berharap Lokananta sebagai aset bersejarah dapat terus dijaga, dimanfaatkan dan dikembangkan. 

"Hal ini yang saya rasa kenapa ini sesuatu yang bersejarah yang harus kita jaga karena tidak mungkin bangsa besar kita mau maju tetapi tidak punya fundamental budaya," kata Erick.

Setelah direnovasi, kata Erick, Lokananta yang menempati areal sekitar 2 hektare  tidak lagi hanya berfungsi sebagai studio rekaman, tetapi juga dilengkapi tempat konser musik berkapasitas 4.500 orang, museum musik, dan area UMKM.

"Yuk, kita kembali ke Lokananta," ajak Erick Thohir. (RO/Z-10)

BERITA TERKAIT