22 May 2023, 21:49 WIB

Jawa Tengah Jadi Pilot Project Pencanangan Penerapan Buku Pendidikan Pancasila


Media Indonesia | Humaniora

Dok BPIP
 Dok BPIP
Kepala BPIP Yudian Wahyudi membuka Dialog Kebangsaan Nasional Menuju Indonesia Raya dan Pencanangan Penerapan Buku Pendidikan Pancasila.

KEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Drs KH Yudian Wahyudi MA PhD membuka Dialog Kebangsaan Nasional Menuju Indonesia Raya, sekaligus Pencanangan Penerapan Buku Pendidikan Pancasila, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/5).

Ia mengapresiasi Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang karena menjadi pilot project dalam Pencanangan Penerapan Buku Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi. "Untuk itu, saya selaku Kepala BPIP, mengapresiasi, karena pembangunan karakter bangsa dapat dimulai di antaranya melalui pendidikan," ujar Yudian.

Dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard Law School Amerika itu menyebut pendidikan yang baik dan berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan unggul, tidak hanya secara kognitif, tetapi juga perilaku dan karakter. "Pendidikan Pancasila di Tanah Air harus sama-sama kita kawal, sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi," tegasnya.

Baca juga: Arah Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila Merupakan Rencana Aksi Nasional

Dirinya bahkan penyebut anak-anak sekolah sebagai pemegang teguh estafet Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidupnya. "Anak-anak kita sebagai generasi yang memanusiakan manusia sebagaimana adanya, generasi yang merawat persatuan, generasi yang terus memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," paparnya.

Ia bahkan mengakui tantangan masa depan sangat kompleks, salah satunya adalah perkembangan teknologi. "Kecepatan perkembangan teknologi semakin tidak terbayangkan, lebih-lebih dengan semakin menguatnya artificial intelligence (AI), disrupsi menjadi hal yang tak terelakkan lagi," ujarnya.

Baca juga: Dukung Toleransi, Ganjar Resmikan Rumah Pembauran Kebangsaan Jateng

Berkaca dari ini, jika para pemangku kepentingan tidak beradaptasi dengan perubahan yang ada, bangsa kita akan jauh tertinggal di belakang. "Tentu ini merupakan hal yang tidak kita inginkan," tegasnya.

Perlu diketahui bersama bahwa pembinaan ideologi Pancasila dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) masuk Prioritas Nasional IV (Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan).

BPIP mengajak untuk mempererat kolaborasi, bergotong royong, sehingga pembinaan ideologi Pancasila dapat mendorong tumbuhnya generasi penuh integritas dan berbudi pekerti.

"Melalui tugas dan fungsi yang dimandatkan Presiden, BPIP siap bersama-sama, bahu-membahu bersama Bapak dan Ibu semuanya bergotong-royong mengarusutamakan Pancasila, terutama dalam bidang pendidikan," tutupnya.

Dalam kesempatan sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak seluruh guru dan pelajar untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pihaknya bahkan memiliki program unggulan dalam membentuk karakter generasi muda yang berlandaskan Pancasila.

"Kami juga membentuk FKUB (forum kerukunan umat beragama) anak muda, membentuk FKUB muda, meluncurkan program percontohan sekolah damai dan banyak lainnya," paparnya.

Selain itu, pihaknya telah membentuk anak-anak muda menjadi agen antikorupsi sebagai upaya pencegahan sejak dini.

Terkait pencegahan korupsi bahkan dikeluarkan kebijakan dalam kurikulum antikorupsi yang diterapkan sejak 2019 melaui Pergub Nomor 10 tahun 2019. "Saat ini sebanyak 367 sekolah menerapkan kurikulum pendidikan antikorupsi," ujarnya.

Dirinya juga mengingatkan untuk tetap bangga terhadap NKRI, tidak mudah terpengaruh berita bohong, menanamkan sikap toleransi, bijak bermedia sosial serta mengembangkan kreativitas.

“Prinsip pembelajaran yang berpendidikan toleran adalan menghormati perbedaaan, menguatkan nilai kebangsaan, dan menghargai keragaman," ingat Ganjar.

Baca juga: Menguatkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu medeklarasikan diri bahwa pihaknya siap sebagai pioneering dalam Pencanangan Penerapan Buku Pendidikan Pancasila.

"Hari ini adalah momentum kita merayakan keberagaman inklusif. Ruang perjumpaan dalam keberagaman sampai saat ini masih terpelihara dikarenakan Indonesia memiliki Pancasila, sebagai ideologi negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia," tuturnya.

Ia juga mengatakan Kota Semarang merupakan bagian penting dari Jawa Tengah dan merupakan ikon branding yang dominan.

"Sehingga ketika Jawa Tengah adalah benteng Pancasila, maka Semarang adalah pelapis bajanya. Bila dilihat dari sisi geopolitik, Semarang menjadi titik pusat Jawa dan Jawa Tengah, sehingga kami memiliki semangat Semarang merupakan pusat resonansi Indonesia. Apa yang dilakukan di Semarang, Jawa Tengah, menjadi sebuah gerakan untuk kebangkitan bangsa," lanjutnya.

"Kalau saat ini kita hadir pada acara pioneering Kota Implementasi Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, yakni Kota Semarang ditunjuk sebagai kota pelopor penerapan Buku Pendidikan Pancasila."

"Kata Pelopor mengulik memori otak saya dan mengingat seorang tokoh pendiri bangsa, Bung Karno. Kata pelopor identik dengan Bung Karno sang penggali Pancasila," tambah Hevearita.

Pelopor bagi Bung Karno adalah harus sempurna dalam keyakinan (ideologi) dan pelopor identik dengan demokrasi dan kepatuhan terhadap pemimpin, serta adanya kesatuan aksi dalam tindakan.

"Saya mengucapkan terima kasih telah mempercayai kami sebagi pelopor gerakan ini, kami mohon doa agar kami mampu mengimplementasikan diri."

"Kami berharap kota pelopor ini dapat melakukan resonansi kepada daerah yang lain karena pelopor adalah tugas, pelopor adalah amanah, pelopor adalah tanggung jawab dan pelopor adalah pengabdian, Kota Semarang harus siap," tutupnya.

Baca juga: BPIP Rampungkan Materi Bahan Ajar Pancasila Bagi PAUD Hingga Perguruan Tinggi

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengapresiasi Gubernur Jawa Tengah dan Pemkot Semarang karena medukung program BPIP di antaranya Pencanangan Buku Pancasila.

"Ya, ini harus menjadi kesadaran bagi kita semua, karena dengan bahasa-bahasa kekinian, menjadi narasi kebiasaan anak anak bangsa dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Dengan membuat konten-konten menarik itu harus digemakan di ruang publik, seperti saling menghargai, sikap toleransi, dan saling menolong.

"Kami mengajak generasi milenial untuk membuka ruang publik membuat konten-konten baik," paparnya.

Ia juga mendorong gerakan pencanangan ini tidak hanya simbolik dan seremonial melainkan menjadi gerakan nyata di seluruh daerah dan sekolah.

"Pendidikan Pancasila ini harus menjadi prioritas utama dalam pendidikan," tegasnya.

Ia juga mengaku ironis dengan survei Setara bahwa 89% pelajar mengatakan Pancasila dapat diganti.

"Ini menjadi warning (peringatan) bagi kita semua, bahawa Pancasila harus benar-benar dijaga dan digaungkan kepada semua guru dan pelajar, bahawa ideologi negara tidak bisa digantikan," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila Irene Camelyn Sinaga melaporkan selain pencanangan buku Pendidikan Pancasila juga digelar rapat koordinasi dan dialog.

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Jawa, Bali, NTT, dan NTB, sejarawan, budayawan, putri Bung Hatta Halidah Nuriah Hatta dan perwakilan Kemendikbudristek. (RO/ER/S2-25)
 

BERITA TERKAIT