14 March 2023, 09:02 WIB

Motor Listrik Untuk Keberlanjutan Bumi


Mediaindonesia.com | Humaniora

Mi/Susanto
 Mi/Susanto
 Tenaga penjual memberikan edukasi kepada calon pembeli terkait produk kendaraan listrik di diler motor listrik Gesits di kawasan Bintaro.

PENGGUNAAN sepeda motor listrik diyakini akan membuat penggunanya lebih hemat dalam biaya operasional. Dan lebih dari itu, motor listrik akan membuat penggunanya menjadi bagian dari keberlanjutan bumi.

Penggiat sepeda motor listrik Kang Maman  menyampaikan bahwa warisan terbaik bagi anak cucu kelak adalah Bumi yang Indah dan Hijau. " Maka dengan saya mengendarai Motor Listrik berarti saya berkontribusi terhadap kelangsungan bumi ini," ujarnya. 

Apa yang disampaikan Kang Maman memang sejalan dengan kondisi saat ini, dimana ancaman perubahan iklim (climate change) bukan lagi sekedar wacana. Anomali iklim dan perubahan cuaca ekstrim semakin intense menghantam bumi ini. Banjir, tanah longsor, kebakaran hutan,
pemanasan global dan lainnya sudah mafhum didengar dan dirasakan oleh manusia di belahan dunia manapun. 

Data International Disaster Database EM-DAT menunjukkan kenaikan rata-rata 23,2% setiap tahunnya. Krisis iklim pun semakin meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan dunia terutama dalam konteks nasional kita bicara dalam bingkai Indonesia.  Kementerian Pertanian mencatat pada Q1-2023 saja, sebanyak 63.275 Ha lahan sawah di Indonesia tergenang banjir dan terancam gagal panen. Lebih lanjut, risiko gagal panen mengintai para  petani jelang panen raya pada Maret sampai April 2023.

Akselerasi pencapaian target emisi nol bersih (Net Zero) pada 2060 atau lebih awal semakin tentu menjadi penting dan juga mendesak. Salah satu intervensi yang saat ini tengah digenjot pemerintah Indonesia adalah elektrifikasi sektor transportasi. 

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik, kini pemerintah dari berbagai sumber yang diterima akan menerbitkan kebijakan turunan untuk mendorong pengembangan elektrifikasi sektor transportasi khususnya pada kendaraan listrik roda dua atau yang biasa dikenal motor listrik.

Berdasarkan Climate Transparency, sektor transportasi menyumbang 25% emisi karbon di Indonesia. Jumlah kendaraan di Indonesia saat ini sangat besar, hingga 21 juta mobil dan 115 juta motor, dan tren ini akan konsisten meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi penduduk Indonesia. Jika dibiarkan begitu saja, tren ini akan mendorong kenaikan konsumsi BBM, serta produksi emisi GRK. 

Langkah-langkah preventif dan kuratif dirasa perlu segera dilakukan, tetapi intervensi pemerintah melalui kebijakan tentu juga sangat perlu dilakukan, dan pilihan penting jatuh pada motor listrik yang memiliki ekosistem besar di Indonesia dan pada gilirannya hal ini berpotensi besar untuk memantik transformasi sektor transportasi yang lebih
ramah lingkungan.

Besarnya pangsa pasar motor listrik dapat mengakselerasi pencapaian adopsi massal kendaraan listrik, faktor krusial jika Indonesia ingin mengoptimalkan potensi sektor transportasi listrik dalam mencapai target Net Zero dan penghematan biaya bahan bakar kendaraan konsumen. Motor listrik tentu dapat menghemat biaya operasional konsumen hingga 1 juta rupiah setiap bulannya dengan asumsi rata-rata kebutuhan BBM 125 liter setiap bulan. Saat ini untuk tarif nonsubsidi 1,2 kWh setara dengan 1 liter bensin berkisar Rp1.730. Sementara harga per liter BBM Pertalite saat ini berada pada Rp10.000. 

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pengembangan motor listrik
di Indonesia sudah sangat mendesak dan tak bisa ditunda-tunda.
  
"Telat sedikit, Indonesia bakal ketinggalan dari Thailand, India, dan Vietnam. Makanya, kalau ingin membangun industri, jangan
ditunda-tunda," katanya. .
  
Menurut dia, jika pembangunan motor listrik tidak dilakukan dari sekarang bisa jadi nantinya Indonesia hanya akan jadi importir atau perakit kendaraan tersebut. "Harusnya kita jadi produsen, bahkan bisa ekspor,"katanya.
  
Industri motor listrik, tambahnya, bisa menjadi kunci bagi transformasi industri otomotif di masa mendatang, karena industri motor listrik tidak
membutuhkan banyak komponen sehingga tidak memerlukan supply chain yang anyak. (Ant/E-1)
  

BERITA TERKAIT