KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan menyampaikan bahwa tingginya capaian vaksinasi covid-19 Indonesia dipuji oleh negara lain. Menurutnya, kesuksesan tersebut dicapai karena kolaborasi semua pihak.
"Terutama untuk suntikan primer, suntikan pertama di, suntikan pertama di angka 86% suntikan kedua 74% dan booster pertama hampir 30% dan booster kedua karena masih baru hanya mencapai angka 1,20%," kata Erlina di Jakarta pada Kamis (9/3).
Erlina menjelaskan pada awal pandemi, Indonesia sulit untuk menjalankan prokes, namun sekarang orang sudah terbiasa menggunakan masker dan risih apabila tidak memakai masker. "Titik baliknya pada saat varian Delta. Delta menjadi titik balik orang menjadi sangat patuh untuk menjalankan protokol kesehatan," ucapnya.
Baca juga : Vaksin Covid-19 Buatan Indovac Digunakan Booster Kedua
Distribusi Vaksin Bermasalah di Awal
Ia menuturkan, Covid-19 menjadi pandemi pada Maret 2020 dan vaksin tersedia pada Desember 2020. Presiden Amerika Serikat Donald Trump disuntik vaksin pada Desember 2020 dan Presiden RI Joko Widodo disuntik vaksin pada 13 Januari 2021. Dari peristiwa ini, kata Erlina, artinya vaksin bisa cepat didapat karena adanya kolaborasi dari akademisi, ilmuwan, Badan POM, Kementerian Kesehatan, hingga perusahaan farmasi.
Erlina pun menyimpulkan, vaksin terbukti menjadi salah satu faktor penting dalam pengendalian Covid-19 di Indonesia. "Distribusi vaksin kita bermasalah waktu awal, tapi kemudian dengan kerja sama semua Kemenkes, Kemendikbud, TNI/Polri ikut turun tangan dalam membantu distribusi cakupan vaksinasi," tuturnya.
Baca juga : Biotis Siapkan Uji Klinik Vaksin Covid-19 untuk Remaja
Erlina juga menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan pandemi. "Tidak pernah dalam sejarah seluruh stakeholders 'mengeroyok' sebuah penyakit," papar Erlina. (Z-4)