09 March 2023, 16:05 WIB

Waspada! Indonesia Masuk Peringkat Dua TBC se-Dunia. Ini Penyebab dan Cara Pengobatannya


Meilani Teniwut | Humaniora

Antara
 Antara
Ilustrasi sosialisasi TBC

TBC atau tuberkolosis di Indonesia sangat tinggi. Bahkan masih menjadi negara penyumbang terbanyak kedua di dunia setelah India. 

Padahal pada 2020, berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) Indonesia berada di peringkat ke tiga kasus TBC terbanyak dengan 824.000 kasus. 

Untuk memerangi TBC, kita harus mengenali dan memahami apa penyebab dan bagaimana penanganannya. Sosialisasi terus digencarkan berbagai pihak, nyatanya masyarakat belum sepenuhnya memahami TBC.

Baca juga: Jelang Hari Tuberkulosis Sedunia, Yuk Kenali Penyakit ini

Lantas, apa saja penyebab, gejala dan cara pengobatannya? Yuk di simak penjelasan berikut ini.

Sebelum kita membahas tentang penyebab nya, ada baiknya pahami terlebih dahulu pengertian dari TBC.

Baca juga: Pengobatan TBC Butuh Komitmen Kuat dari Pasien

APA ITU TBC?

TBC atau tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru atau TBC biasa. 

Sedangkan bakteri Mycobacterium tuberculosis juga menyerang organ tubuh selain paru-paru. Ketika bakteri menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi tersebut dinamakan dengan tuberkulosis ekstra paru.

Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TBC bisa berakibat fatal. Pengobatan penyakit ini biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melawan infeksi dan mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.

Ada dua jenis infeksi TB yang berdasarkan tingkat keparahannya. Berikut ini diantaranya: 

TBC laten

TBC laten terjadi ketika penderitanya memiliki kuman di tubuh tetapi sistem imun berhasil mencegahnya supaya tidak menyebar. Penderitanya pun tidak memiliki gejala apapun, dan tidak menular. 

Meski demikian, infeksinya masih hidup dan suatu hari nanti bisa menjadi aktif.

 Jika kalian berisiko tinggi, dokter akan memberi obat untuk mencegah TB aktif. Beberapa faktor risiko yang memicu TB laten menjadi aktif adalah mengidap HIV, mengalami infeksi dalam 2 tahun terakhir, rontgen dada menunjukan kondisi yang tidak biasa, atau sistem kekebalan tiba-tiba melemah.

TBC aktif

Seseorang yang sudah mengalami TBC aktif adalah saat kuman berkembang biak dan membuatnya menimbulkan gejala dan sakit. Bahkan, kalian juga dapat menyebarkan penyakit ini kepada orang lain. 

Sebesar 90% kasus aktif pada orang dewasa berasal dari infeksi TB laten. Infeksi TB laten atau aktif juga dapat resisten terhadap obat. Artinya obat tertentu tidak bekerja melawan bakteri.

PENYEBAB TBC

Selain di sebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, ada sejumlah faktor yang membuat Anda tertular bakteri ini, meliputi:

  1. Menderita diabetes,  penyakit ginjal stadium akhir, atau kanker tertentu
  2. Malnutrisi
  3. Perokok dan konsumsi alkohol untuk jangka waktu yang lama
  4. Diagnosis HIV atau memiliki situasi lain yang membahayakan sistem kekebalan
  5. Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan juga dapat membuat orang berisiko terkena penyakit TB aktif, termasuk obat-obatan yang membantu mencegah penolakan transplantasi organ.
  6. Bepergian ke daerah dengan tingkat TB yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko tertular infeksi bakteri.

GEJALA TBC

Kuman penyebab virus tuberkulosis bersifat khusus, karakteristiknya perkembangan lambat dibandingkan penyakit lain.

Pada jenis TB laten sebagian besar tidak mengalami gejala. Berbeda dengan TB aktif yang biasanya menyebabkan banyak gejala. Biasanya gejala berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, tergantung di mana bakteri TBC tumbuh.

Gejala umum ditimbulkan TBC di paru-paru antara lain:

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
  • Batuk darah atau dahak (dahak)
  • Sakit dada
  • Mudah lelah dan lemah  
  • Demam
  • Panas dingin
  • Keringat malam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan

Sementara, apabila TBC sudah menyebar ke organ lain dapat menyebabkan:

  • Darah dalam urin dan kehilangan fungsi ginjal, jika TBC mempengaruhi ginjal
  • Sakit punggung dan kekakuan, kejang otot, dan ketidakteraturan tulang belakang jika TBC mempengaruhi tulang belakang
  • Mual dan muntah
  • Kebingungan
  • Kehilangan kesadaran, jika TBC menyebar ke otak.

PENGOBATAN TBC

TBC diobati berdasarkan jenisnya, laten atau aktif.  Jika mengidap TBC laten namun berisiko berkembang menjadi aktif, dokter akan meresepkan obat-obatan TBC. Sedangkan untuk TBC aktif, pengidapnya perlu meminum antibiotik setidaknya selama enam hingga sembilan bulan. 

Berikut ini adalah tahapan pengobatan TBC yang dilansir dari tbindonesia.or.id yaitu:

  1. Tahap Awal ( intensif): berlangsung sejak memulai pengobatan hingga 2 bulan, dimana pasien TBC diwajibkan meminum obat setiap hari. 
  2. Tahap lanjutan : sejak ke-2 hingga bulan ke-6 atau lebih. Pada tahap ini, pasien hanya diwajibkan meminum obat 3x seminggu. 

Kedua tahapan di atas jika ditotal berlangsung minimal 6 bulan, bisa juga lebih, bahkan sampai 12 bulan. Namun, lamanya pengobatan ini tergantung pada berat ringannya penyakit TBC yang diderita pasien dan ditentukan tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Jika diakhir tahap intensif hasil pemeriksaan dahak masih positif, maka tahap pengobatan ini akan ditambah 1 bulan. (Z-3)

BERITA TERKAIT