KEMENTERIAN Investasi/Badan Koordinas Penanaman Modal (BKPM) meresmikan Rumah Pemeliharaan Material (RPM) atau Material Recovery Fasility 2.0 milik perusahaan perintis (startup) Waste4Change di perumahan vida, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Rabu (8/3).
Saat ini, Fasilitas RPM seluas 2.500 meter persegi itu mampu mengolah sampah dari Kota Bekasi sebanyak 200 ton per hari. Perusahaan perintis Waste4Change menargetkan pada tahun ini bisa mengolah sampah hingga sebanyak 10.000 ton dari berbagai kota dengan nilai kerja sama proyek sebesar Rp200 miliar.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih atas usaha Waste4Change untuk mendirikan fasilitas pengolahan sampah yang hijau di Kota Bekasi. Kami sangat mendukung usaha ini," kata Direktur Perencanaan Infrastruktur Kementerian Investasi dan BKPM Moris Nuraimi usai peresmian RPM di Kota Bekasi, Rabu (8/3).
Ia menjelaskan, pihaknya membutuhkan lebih banyak lagi para pengusaha muda seperti Waste4Change. Terlebih lagi, perusahaan startup yang bergerak pada pengelolaan sampah menjadi hijau.
"Semua sampah bisa diolah RPM Waste4Change ini kecuali tadi katanya popok bayi karena belum punya teknologinya. Ini adalah hal luar biasa bagi kita untuk menyelesaikan masalah sampah jangka panjang," jelasnya.
Baca juga: Kesadaran Memilah Sampah Dimulai dari Skala Rumah Tangga
Pada kesempatan sama, CEO Waste4Change M Bijaksana Junerosano mengatakan pihaknya memulai merintis usaha pengolahan sampah dengan modal satu mobil pick up dan tiga orang pekerja. Saat ini perusahaan dapat berkembang pesat dengan jumlah pekerja Waste4Change mencapai 300 orang.
"Kami berterima kasih untuk Pak Pandu dari Founding Partner AC Ventures yang mempercayakan usaha kami dan memberi bantuan investasi," jelasnya.
Ia mengungkapkan, saat jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 150 ribu ton. Sementara ntuk setiap kota rata-rata sebanyak 2 ribu hingga 4 ribu ton per hari. Karena itu, perusahaannya menargetkan untuk bisa mengolah sampah sebanyak 10 ribu ton pada berbagai kota dengan nilai kerja sama proyek sebesar Rp200 miliar.
"Kami bersyukur sudah punya MoU kerja sama proyek sebesar Rp200 miliar," ujarnya.
Sementara itu, Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir menegaskan pihak optimis dengan potensi masa depan bisnis pengolahan sampah. Apalagi bisa terus besar dan menjadi industri yang maju.
"Waste4Change ini masih baru ya. Jadi bertahap dari SD, lanjut SMP, SMA, dan besar menjadi industri. Kami melihat masa depan itu jadi butuh bantuan regulasi dari pemerintah untuk mendukung majunya industri sampah ini," pungkas Pandu. (A-2)