05 March 2023, 17:18 WIB

Dinilai Efektif, Rakornas Perpustakaan Bahas Transformasi Berbasis Inklusi Sosial


Faustinus Nua | Humaniora

Dok. Perpusnas
 Dok. Perpusnas
jelang rakornas bidang perpustakaan 2023

PROGRAM Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang diusung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dinilai efektif dan manfaatnya dirasakan masyarakat. Lantas hal itu akan menjadi pokok bahasan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2023.

Sekretaris Utama Perpusnas Ofy Sofiana mengatakan, program TPBIS dijalankan oleh Perpusnas dengan dukungan dari Bappenas RI sejak 2018. Tujuannya demi terciptanya masyarakat sejahtera melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dan sejahtera, dalam hal ini menunjuk ke keadaan yang baik.

"Esensinya, TPBIS berupaya mengurangi kemiskinan masyarakat marginal melalui pendayagunaan perpustakaan umum di daerah di Indonesia," ujar Ofy dalam keterangannya, Minggu (5/3).

Menurutnya, Rakornas yang akan digelar pada 6-7 Maret difokuskan pada upaya memperkuat program TPBIS sebagai solusi dalam pemulihan ekonomi masyarakat pascapandemi covid-19. Perpustakaan dituntut untuk memiliki inovasi, kreativitas, rancangan dan interaktivitas, serta perubahan pola pikir.

“Rakornas tahun 2023 memang difokuskan pada upaya Perpusnas untuk memperkuat program TPBIS karena di tahun ini kita sedang berupaya bangun dari dampak pandemi Covid-19, sehingga program TPBIS perlu dilakukan dalam rangka pemulihan masyarakat,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, program TPBIS ke depan mampu secara berkesinambungan memvalidasi bahwa keberadaan perpustakaan mampu menjadi sektor pendukung dalam pemulihan sektor ekonomi di Indonesia. “Perpustakaan mampu menjadi sektor pendukung dalam pemulihan sektor ekonomi,” tegasnya.

Baca juga : Kepala Perpusnas: Program TPBIS Solusi Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Ketua Panitia Rakornas Joko Santoso menerangkan, konsep program TPBIS ialah merancang perpustakaan sebagai ruang publik terbuka, tidak sekadar ruang kantor. Hal tersebut diharapkan dapat menggeser mindset lama tentang perpustakaan.

“Perpustakaan saat ini dapat dijadikan sebagai ruang publik bagi masyarakat untuk berlatih secara kontekstual, berlatih keterampilan pun kecakapan dan berbagi pengalaman, sehingga buku-buku yang ada jenisnya harus praktis, pragmatis, dan tepat guna,” jelasnya.

Adapun keberhasilan dari program TPBIS yang dirasakan oleh masyarakat di banyak daerah terletak pada tim sinergi yang dibentuk. Tim sinergi ini merupakan gabungan dari pegiat literasi, akademisi, dan dinas lain di daerah yang dikuatkan dengan SK kepala daerah.

“Salah satu keberhasilan dari tim sinergi yakni mereka berhasil dalam melakukan advokasi terkait penggunaan dana desa untuk pembangunan perpustakaan,” terangnya.

Joko menambahkan, konsolidasi, sinergi, dan koordinasi antarpemangku kepentingan di bidang perpustakaan baik pusat maupun daerah secara intens harus dilakukan. Sehingga perpustakaan dapat memberikan peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (OL-7)

BERITA TERKAIT