STAF Ahli Teknologi Kesehatan sekaligus Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Setiaji menjelaskan kendala dari aplikasi Satusehat mobile terletak pada sinkronisasi data karena jumlahnya mencapai ratusan juta data.
"Saat ini bukan server yang perlu ditingkatkan maupun infrastruktur, sudah kami persiapkan jauh hari untuk ratusan juta penduduk. Kendala yang terjadi saat ini terutama akibat sinkronisasi yang perlu bertahap dilakukan untuk ratusan juta data," kata Setiaji kepada saat dihubungi, Rabu (1/3).
Aplikasi sebelumnya yakni PeduliLindungi dibuat dan dikembangkan dalam masa krisis pandemi covid-19 dan memiliki interoperabilitas dengan berbagai sistem.
"Sehingga migrasi ini juga memerlukan sinkronisasi dengan berbagai sistem penyelenggara elektronik," ujarnya.
Baca juga: Platform Satu Sehat Diharap Jadi Standar Kesehatan Nasional
Untuk pengamanan pihaknya telah berkoordinasi intens dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan pengembangan Satusehat baik platform maupun mobile telah memenuhi aspek-aspek keamanan yang telah ditentukan.
"Masking dan enkripsi data dilakukan untuk menjaga keamanan data pengguna SATUSEHAT Mobile juga masuk dalam PSE strategis Kominfo," tuturnya.
Selain itu, terkait fitur RME, konsen pengguna juga akan diminta untuk akses pertukaran data antar fasilitas layanan kesehatan sehingga data resume rekam medis hanya dapat diakses oleh pihak berkepentingan saja atas izin pemilik data pasien. (OL-17)