PENERAPAN teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan akan segera dilaksanakan. Koordinator Laboratorium Pengelola TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo mengungkapkan rencananya TMC pertama di 2023 akan dilakukan di Riau.
"Waktunya tentatif sekitar pertengahan atau akhir Maret, menyesuaikan prediksi cuaca dari BMKG dan update kondisi hotspot berdasarkan data Sipongi KLHK," kata Budi saat dihubungi, Senin (27/2).
Hingga kini, pihaknya masih menunggu anggaran dari KLHK dan BRGM untuk melakukan operasi TMC tersebut.
"Sudah ada beberapa kali rapat dengan KLHK, BRGM dan sejumlah stakeholder terkait untuk rencana aksi TMC karhutla. saat ini masih proses administrasi sambil menunggu kesiapan anggaran dari KLHK dan BRGM yang statusnya belum bisa digunakan dari Kementerian Keuangan," ungkapnya.
Setelah Riau, Budi membeberkan pada periode April sampai Mei berturut-turut akan dilakukan operasi TMC di Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Baca juga: Sulsel Gunakan TMC Untuk Cegah Hujan Ekstrem Di Daratan
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan adanya potensi karhutla di sejumlah daerah mulai Februari 2023.
"Wilayah Riau, Jambi dan sebagian Sumatra Utara memasuki kemarau, yaitu kemarau pertama pada bulan Februari 2023. Meskipun dalam waktu yang sama dapat terjadi hujan lebat di wilayah lainnya," kata Dwikorita.
Selain itu, pada Mei, pihaknya memprediksi mulai terjadi penurunan curah hujan yaitu mendekati 150 milimeter di wilayah NTT dan Jawa Timur. Sementara itu, curah hujan kurang dari 50 milimeter juga akan terjadi di wilaya Jawa Tengah.
Sementara, pada Juni 2023, curah hujan rendah juga terjadi di Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara dan Kalimantan. Pada Juli 2023, penurunan curah hujan akan terjadi di hampir sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara dan Kalimantan.
"Sehingga karhutla potensi kita antispasi pada April 2023, seperti kata Bu Menteri Siti Nurbaya sudah mulai dipersipakan bulan Maret. Jadi Insya Allah jauh lebih dini," ucap dia.
Dwikorita kembali mengingkatkan pada 2023 ini diprediksi kondisi La Nina makin melemah dan masuk ke kondisi netral. Hal itu menyebabkan curah hujan di Indonesia mengalami penurunan dan meningkatkan potensi karhutla.(OL-5)