23 February 2023, 13:17 WIB

Menkes Dorong Pendidikan Dokter Spesialis Dilakukan di Rumah Sakit


Faustinus Nua | Humaniora

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
 ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendorong akselerasi pendidikan dokter spesialis. Dia mengajak rumah sakit untuk turut mendidik dokter spesialis, lantaran selama ini hanya ada 20 perguruan tinggi yang mensuplai kebutuhan dokter spesialis seluruh Indonesia.

"Kenapa mahal spesialis dan sedikit, ya karena hanya ada 20 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Makanya kita dorong rumah sakit bisa mendidik dokter spesialis karena (rumah sakit) 3 ribu, bandingkan dengan 92 FK (Fakultas Kedokteran)," ujar Menkes Budi dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional, Kamis (23/2).

Menurut Budi, pendidikan spesialis sebenarnya tidak terjadi di ruang kuliah. Di seluruh dunia bahkan pendidikan dokter spesialis justru dilakukan di rumah sakit. Lantas, rumah sakit seharusnya bisa mengakses dan mencetak dokter spesialis.

"Pendidikan spesialis itu di rumah sakit, di mana-mana nggak ada di ruang kuliah. Di luar negeri, di seluruh dunia, aku nggak lihat dokter spesialis yang mesti bayar uang kuliah ke Fakultas Kedokteran, nggak ada. Mereka dibayar kalau jadi dokter spesialis," tuturnya.

Budi melanjutkan, hal itu bukan berarti rumah sakit akan mengambil tugas perguruan tinggi. Akan tetapi dirinya melihat alternatif terbaik untuk mencetak lebih banyak dokter spesialis.

Baca juga: Kenapa Dokter Spesialis di Indonesia Langka? Ini Jawaban IDI

Dia pun menyinggung alasan sejumlah organisasi profesi terkait kompetensi dokter spesialis. Menurutnya, organisasi profesi seharusnya bisa mendukung upaya tersebut, bukan menghambat dengan mengancam terkait tanggung jawab. Mengingat masyarakat sangat membutuhkan layanan kesehatan yang maksimal.

"Itu bukan berarti kita mau ngambil porsinya dari FK nggak, tapi itu caranya supaya lebih banyak. Yuk bicaranya jangan ditataran elit dong, bicaranya ditataran masyarakat," tegasnya.

"Karena pendidikan itu susah, saya pengen geser pendidikan itu ke rumah sakit. Bukannya saya mau musuhan sama teman-teman perguruan tinggi, I just want to make sure bahwa lebih banyak lagi yang bisa mendidik dokter spesialis," sambungnya.

Untuk perguruan tinggi, lanjutnya, pemerintah sudah mengalokasikan beasiswa pendidikan dokter spesialis. Tahun lalu ada 600 beasiswa dan tahun ini ditingkatkan menjadi 2500 beasiswa.

"Tapi itu 2.500 tolong dipakai, udah dikasi Ibu Sri Mulyani tahun ini," tutupnya.(OL-5)

BERITA TERKAIT