14 February 2023, 19:13 WIB

Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Masih di Level Sedang


Faustinus Nua | Humaniora

Antara
 Antara
Siswa membaca buku saat kegiatan perpustakaan keliling di SD wilayah Jakarta.

PERPUSNAS RI bersama stakeholder terkait berupaya meningkatkan literasi masyarakat. Mengingat, literasi berperan penting dalam upaya pembangunan bangsa, khususnya di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan.

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengungkapkan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia dalam 4 tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Meski demikian, peningkatan tersebut tidak signifikan, sehingga IPLM Indonesia masih pada level sedang.

"Hasil penelitian selama 4 tahun terakhir tetap menunjukkan ada peningkatan, tetapi sangat lambat. Tidak diikuti peningkatan sarana prasarana dan tenaga, serta anggaran yang memadai," jelasnya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Selasa (14/2).

Baca juga: Budaya Kritis Membaca di Media Sosial agar Terhindar Hoaks

"Sampai dengan 2022, indeks pembangunan literasi kita baru sampai pada skala 64,48 atau di skor 13,55. Ini angka yang masih sangat sedang," imbuh Syarif.

Adapun pada 2019, IPLM berada pada skala 48,17 atau skor 10,12. Lalu pada 2020, naik menjadi 61,54 atau skor 12,93. Kemudian di 2021, mengalami peningkatan dengan skor 13,53 atau skala 64,40. Untuk periode 2022, berada di skala 64,48.

IPLM merupakan kajian yang dilakukan oleh Perpusnas untuk mengetahui tingkat pembangunan literasi masyarakat. Hal itu dipengaruhi unsur pembangun literasi masyarakat, yang bersumber dari data sekunder dan aspek masyarakat berdasarkan jenis perpustakaan.

Tujuannya, dalam rangka membina dan mengembangkan perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat dan meningkatkan literasi masyarakat. Diketahui, terdapat 7 unsur yang mempengaruhi IPLM, yakni pemerataan layanan perpustakaan, serta ketercukupan koleksi perpustakaan.

Baca juga: Kehadiran Duta Baca Indonesia Berdampak Bagi Masyarakat

Berikut, ketercukupan tenaga perpustakaan yang ada dan tersebar di perpustakaan desa, SD, khusus, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. Lalu, tingkat kunjungan masyarakat perhari ke perpustakaan dan perpustakaan yang dibina sesuai standar.

Kemudian, keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi tentang pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengubah kehidupan dan jumlah anggaran perpustakaan. "Indeks pembangunan literasi masyarakat dari Sabang sampai Merauke, kami lakukan pada 4 tahun terakhir," papar Syarif.

Dari survei yang dilakukan Perpusnas pada 2022 dengan 11.158 responden di 34 provinsi, menunjukkan adanya peningkatan kegemaran membaca. Untuk Frekuensi membaca masyarakat Indonesia adalah 5 kali seminggu. Durasi membaca rata-rata selama 1 jam 37,8 menit per hari, atau 9 jam 56 menit per minggu.(OL-11)
 

BERITA TERKAIT