WAKIL Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono optimistis Indonesia bisa menghadapi ancaman pandemi di masa yang akan datang. "Setelah pandemi covid-19 sistem ketahanan kesehatan Indonesia perlu terus dikuatkan untuk menghadapi kegawatdaruratan berikutnya," kata Dante dalam acara Dies Natalis ke-73 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Gedung FKUI Jakarta Pusat, Kamis (9/2).
Dante menyatakan Kemenkes telah mengidentifikasi tiga hal penting yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi ancaman pandemi. Pertama, ketahanan surveillans kesehatan dari tingkat puskesmas hingga laboratorium sentral. Saat ini sendiri, Indonesia telah memiliki sebanyak 10.292 laboratiroum mikroskopik di tingkat puskesmas yang bisa mengidentifikasi berbagai macam penyakit, misalnya tuberkulosis.
Baca juga: Program Magang Markija ke Eropa untuk Mahasiswa Vokasi Indonesia
"Saat ini memang di seluruh kabupaten/kota saat ini baru tercapai di 231 dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia untuk melakukan tes cepat molekuler. Lalu di tingkat provinsi baru 28 dari 34 provinsi yang baru bisa melakukan kultur dan resistensi obat. Ini penting untuk terus dikembangkan untuk menjaga kegawatdaruratan pandemi di masa yang akan datang," beber Dante.
Kedua, penguatan ketahanan obat, vaksin dan alat kesehatan yang diproduksi dari dalam negeri. Saat ini, Kemenkes juga tengah membangun ekosistem bahan baku obat agar bisa diproduksi dalam negeri. Ada beberapa antigen vaksin yang kini telah mampu diproduksi dalam negeri. Di antaranya BCG, difteri, hepatitis, influenza dan polio.
"Kita harapkan punya resiliensi dan kemandirian di masa yang akan datang," imbuh dia.
Selanjutnya, penguatan tenaga cadangan kesehatan. Dante membeberkan, belajar dari pandemi covid-19, Indonesia sempat kekurangan tenaga kesehatan untuk menangani pasien yang membludak. Sehingga, saat ini Kemenkes mempersiapkan strategi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan.
"Strategi yang dilakukan ialah menyiapkan tenaga kesehatan prabencana, ketika bencana dan pascabencana. Di fase prabencana masyarakat dihimpun dalam program tenaga cadangan kesehatan. Semenatra di fase tanggap darurat, tenaaga tersebut dimobiliasi ke titik bencana," ucap dia. (H-3)