MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim menyampaikan permohonan maaf bila skor Programme for International Student Assessment (PISA) di tahun 2023 belum bisa membaik. Hal itu sudah diprediksinya, sehingga dia meminta masyarakat tidak banyak berharap.
"Jadi mohon maaf kalau saya mengecewakan. Tapi saya lebih baik realistis sekarang. Tidak mungkin 2, 3 tahun itu bisa naik (PISA). Itu butuh waktu lebih panjang apalagi terpukul dengan pandemi," ucapnya dalam rapat bersama Komisi X kemarin, Selasa (24/1).
Menurut Nadiem, penyebab utama skor PISA Indonesia belum bisa naik karena adanya pandemi covid-19 selama 3 tahun. Pandemi sudah menyebabkan learning loss, sehingga dirinya memprediksi skor PISA tidak mungkin naik di tahun 2023.
Baca juga: Amendemen Kigali Dorong Industri Lebih Ramah Lingkungan
Baca juga: Kemendikbud-Ristek Pastikan Harga Produk di Aplikasi SIPLah Tetap Kompetitif
"Sangat kecil kemungkinan angka PISA kita akan menjadi lebih baik di saat ini. Dan dampak yang kita lakukan saat ini dilihatnya bertahun-tahun, 4, 5, 7 tahun ke depan. Itu yang sebenarnya waktu time frame dari transformasi pendidikan," sebutnya.
Untuk itu, agar bisa mengukur capaian di sektor pendidikan tentu saja harus menggunakan matrik lain. "Jadi selama saya masih di jabatan ini, sangat sulit menggunakan angka PISA. Saya harus gunakan matrik lain untuk mengukur kita mengarah ke arah yang tepat," tambahnya.
Adapun, skor PISA Indonesia pada tahun 2018 berada pada posisi sangat memprihatinkan. Bahkan, skor tersebut tidak mencapai rata-rata negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Hasil survei PISA 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke-74 alias peringkat keenam dari bawah. Kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379 berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor 396 berada di posisi 71. (H-3)