29 November 2022, 16:48 WIB

Peduli Kelestarian Alam, Prasetiya Mulya Menanam 1.454 Bibit Mangrove


mediaindonesia.com | Humaniora

Ist
 Ist
Universitas Prasetiya Mulya melakukan gerakan penanaman 1.454 bibit mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Angke, Kapuk, Jakarta.

MANGRIVE merupakan tanaman sejuta manfaat dan keberadaan mangrove bisa menjadi salah satu alternatif bagi upaya restorasi bumi.

Hutan mangrove dapat berperan mengurangi polutan yang datang dari aliran sungai ke arah laut. Mangrove juga menyerap CO2 dan menghasilkan O2.  

Keberadaan hutan mangrove juga mengurangi dampak abrasi pantai oleh gelombang laut.

Oleh karena itu, keberadaan hutan mangrove menjadi signifikan sebagai upaya untuk mencegah gelombang tsunami dan abrasi yang dapat menyebabkan hilangnya daratan pesisir pantai karena naiknya permukaan air laut.

Tanaman mangrive  juga dapat membantu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar dan menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar.

Melihat pentingnya peran hutan mangrove tersebut, Universitas Prasetiya Mulya melakukan gerakan penanaman 1.454 bibit mangrove di Kawasan Mangrove Pulau Harapan dan Taman Wisata Alam Mangrove Angke, Kapuk, Jakarta.

Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya mengungkapkan bahwa 1 per 5 dari hutan mangrove dunia berada di Indonesia dan kita menjadi salah satu rumah bagi tanaman mangrove.

Baca juga: Diplomasi Mangrove ala Jokowi di KTT G20

“Pada ulang tahun Universitas Prasetiya Mulya kali ini saya memperkenalkan istilah fundamental resetting, salah satu aspeknya adalah peralihan dari homosentrisme di mana semua yang dilakukan hanya untuk kepentingan manusia dan membawa banyak kerusakan, seperti contohnya global warming, menjadi bio village di mana manusia adalah bagian dari bumi, bukan pemilik bumi," papar Djisman dalam keterangan, Selasa (29/11).

"Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyadarkan kita akan kelestarian bumi dan mangrove memainkan peran yang luar biasa dalam ekosistem kehidupan yang kompleks,” katanya. 

“Tanpa mangrove dapat terjadi abrasi dan ombak akan menerjang, serta pada akhirnya kita bisa kehilangan banyak hal penting dari lingkungan di sekitar kita," ucapanya.

"Oleh karena itu saya berharap para civitas academica Universitas Prasetiya Mulya tidak hanya sukses pada karir tetapi juga menjadi profesional yang sadar akan kehidupan atau green life within work sehingga dapat turut melindungi dan memelihara keberlangsungan bumi demi masa depan semua makhluk hidup,” tambah Djisman.

Selain sebagai salah satu rangkaian acara wisuda Universitas Prasetiya Mulya tahun 2022, pelaksanaan penanaman bibit mangrove ini juga menjadi bagian dari peringatan 40 tahun Universitas Prasetiya Mulya bertemakan “Embarking on Fundamental Resetting”.

Tema ini memiliki makna kesadaran akan perlunya menata ulang berbagai aspek dalam kehidupan sebagai umat manusia guna mencapai masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Penataan ulang ini salah satunya berkaitan dengan isu keberlangsungan bumi dan titik kritis tipping point pemanasan global yang apabila terlampaui maka dampaknya tidak dapat lagi diputarbalikkan.

“Bekerja sama dengan Carbon Ethics dalam penyelenggaraan kegiatan ini, Universitas Prasetiya Mulya akan menanam 1.454 bibit mangrove," tutur Sandy Harianto, Ketua Panitia Wisuda Prasmul 2022. 

"Sebanyak 1.404 bibit mewakili jumlah wisudawan Universitas Prasetiya Mulya di tahun 2022 yang akan ditanam di Kawasan Mangrove Pulau Harapan, Kepulauan Seribu dan 50 bibit mangrove lainnya akan ditanam di Taman Wisata Alam Mangrove Angke, Kapuk, Jakarta," katanya.

"Selain bibit mangrove, 25 orang wisudawan berprestasi juga akan diberikan satu baby coral untuk diadopsi di lokasi Carbon Ethics Bali,” ujar Sandy. (RO/OL-09)

 

 

BERITA TERKAIT