INDONESIA sebagai tuan rumah penyelenggaraan G-20 atau Presidensi G-20 dapat menagih janji kepada negara-negara maju terkait pendanaan untuk mewujudkan visi pengurangan emisi karbon.
Rektor IPB University Arif Satria menegaskan hal itu dalam merespon situasi terkini pembahasan dukungan pendanaan iklim pada topik Konferensi Perubahan Iklim COP-27 di Mesir, hari ini.
"Indonesia sebagai Presidensi G20 mesti mengambil inisiatif menagih janji negara maju dalam climate funding penurunan emisi," ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (9/11).
Perlu diketahui, biaya untuk menurunkan emisi karbon di Indonesia sendiri mencapai sekitar Rp3.500 triliun. Jumlah tersebut tentu membutuhkan dukungan pembiayaan terutama dari negara-negara maju.
Maka dari itu, Arif menegaskan bahwa Indonesia harus segera mengusulkan desain pembiayaan iklim yang lebih realistis.
"Nampaknya Indonesia harus mengusulkan desain pembiayaan iklim yang baru, yang lebih realistis dan sesuai kepentingan dunia ketiga seperti Indonesia," kata Arif.
Sebagai informasi, Indonesia baru-baru ini juga memperbarui target penurunan emisi. Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, Indonesia menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% di tahun 2030 mendatang dengan target dukungan internasional sebesar 43,20%. (H-2)