20 October 2022, 16:44 WIB

Fakultas Sains dan Teknologi UT Gelar The 2nd International Seminar of Science and Technology (ISST)


Mediaindonesia.com | Humaniora

Dok. Universitas Terbuka
 Dok. Universitas Terbuka
Penyelenggaaraan The 2nd International Seminar of Science and Technology (ISST) Fakultas Sains dan Teknologi UT

FAKULTAS Sains dan Teknologi Universitas Terbuka (FST UT) menyelenggarakan "The 2nd International Seminar of Science and Technology (ISST), Kamis (20/10). 

Seminar yang juga rangkaian dies natalis ke-38 dan agenda tahunan itu mengambil tema "Accelerating Sustainable Innovation towards Society 5.0".

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UT Subekti Nurmawati mengatakan, ISST merupakan agenda rutin tahunan yang diharapkan menjadi wadah bagi sivitas akademika untuk mendiseminasikan produk akademik.

"Semoga ISST ini nanti bermanfaat bagi masyarakat, bagi mahasiswa dan tentunya institusi sebagai wadah pengembangan akademik bagi universitas tersebut," katanya.

Ia menyebutkan, dalam soal riset, pihaknyasudah menjajaki kerja sama di beberapa unit spesial-spesial riset yang ada di Badan Riset dan Inovasi Nasional, hasil dari penandatanganan MoU dan perjanjian kerja sama antara UT dengan BRIN. 

"Kami berupaya mewadahi para dosen dan juga mahasiswa kami dan akan berkolaborasi penelitian antara dosen dan mahasiswa di dalam penelitian tersebut," ujarnya.

Di ISST, sebanyak 77 pemakalah membagikan praktik baik terkait inovasi sains dan teknologi yang digunakan mewujudkan Society 5.0. Nurmawati menegaskan, pendekatan sains dan teknologi dapat menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik melalui era Masyarakat 5.0.  

"Dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menjawab tantangan global. Seminar ini menjadi kontribusi menuju masyarakat 5.0 yang lebih baik," ungkap Nurmawati. 

Rektor UT Ojat Darojat memberikan apresiasi kepada FST yang dengan terselenggaranya seminar ini menunjukkan komitmen FST dalam memberikan kotribusi positif pada implementasi era Society 5.0. 

'Kita punya wadah tempat waktu dimana kita bisa sharing ilmu pengetahuan terkait dengan berbagai kemajuan inovasi yang di capai dari hasil- hasil riset dan development dari kegiatan riset karna salah satu fungsi dan peran perguruan tinggi adalah terkait dengan riset dan development yang selama ini di jalankan oleh BRIN," kata Ojat.

Baca juga : Universitas Pancasila Gelar Kampanye Berbusana Batik

Ia berharap melalui seminar itu akan tercipta berbagai kolaborasi dari para pemangku kepentingan dalam mencapai target-target pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs). 

"Bagaimana kita bisa membangun ketahanan pangan dalam mengintegrasikan teknologi. Harapannya ke depan ketahanan pangan ini memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan bangsa," pungkas Ojat. 

Kepala Organisasi dan Riset bidang Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengatakan, universitas juga merupakan mitra penting BRIN dalam proses riset. 

"Dalam hal ini link dengan BRIN kita maksimalkan bagaimana SDM kedua belah pihak bagaimana masing-masing nanti bisa mengembangkan diri dan untuk knowledge kita membutuhkan universitas dan semua itu nanti akan di kolaborasikan," ujarnya.

Puji Lestari menambahkan, inovasi dan riset pada bidang pangan dan pertanian yang telah diimplementasikan di Indonesia dalam rangka mewujudkan pertanian dan pangan yang berkelanjutan

Ia menyebutkan, di BRIN, ada 6 pusat riset terkait pangan yang bisa dijadikan sarana kolaborasi dengan civitas perguruan tinggi, diantaranya pangan, hortikultura dan perkebunnan, ternak, agro industri, teknologi dan proses pangan, serta eknologi tepat guna.

Pada seminar ISST juga diluncurkan buku berjudul “Accelerating Sustainable Innovation Toward Society 5.0” yang merupakan hasil karya dosen-dosen di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka. Buku ini terdiri atas 26 artikel dengan mengusung berbagai topik sesuai bidang ilmu di Fakultas Sains dan Teknologi.

Seminar ISST menampilkan pembicara dari berbagai institusi pendidikan kelas dunia yang hadir langsung di UTCC seperti Prof. Song Soo Lim dari Korea University yang membahas tentang praktik baik strategi investasi di Korea untuk sektor bioindustry yang ramah lingkungan. 

Selain itu juga hadir secara daring, Prof Takuya Sugahara dari Ehime University, Jepang dan Prof. Dr. Paul JA Kessler dari Leiden University Belanda. Dari Indonesia sendiri, hadir Guru Besar Institut Teknologi Bandung Djoko Santoso Abi Saroso dan Whika Febria Dewitasari dari Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UT. (RO/OL-7)

BERITA TERKAIT