TIGA influencer marketing kondang dihadirkan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya ke komunitas digital dalam program Makin Cakap Digital.
Mereka tampil dalam webinar Konsep Bisnis Digital yang kali ini mengangkat tema mengenai Influencer Marketing. Secara harfiah, influencer marketing adalah jasa yang ditawarkan oleh influencer online untuk memasarkan produk atau layanan.
Bersama dengan Siberkreasi, Kemenkominfo menggelar webinar ini untuk
kelompok masyarakat atau komunitas digital di wilayah Sumatra. Kegiatan
itu diikuti lebih dari 1.300 orang peserta dan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah Fajria Fatmasari (Kepala Inkubator Bisnis Politeknik APP
Jakarta dan praktisi literasi digital), Pradipta Nugrahanto (CEO & Co-founder Paberik Soeara Rakjat) serta Tio Prasetyo (Chief Business Officer Paberik Soeara Rakjat).
Fajria Fatmasari membahas konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif kecakapan digital. Ada lima strategi influencer marketing yang perlu diketahui.
Secara garis besar, kelima strategi tersebut adalah mengenali target
audiens dan tujuan, serta memilih media yang sesuai dengan target audiens.
Yang ketiga adalah menentukan budget atau anggaran dan keempat, memilih
influencer yang sesuai dengan produk. Strategi kelima yakni melakukan
evaluasi secara berkala.
Sementara Tio Prasetyo memperkaya pembahasan konsep influencer marketing dari perspektif etis digital. Ruang digital merupakan
cerminan dari perilaku di ruang-ruang lain.
Karena itu penerapan etika di setiap ruang yang ada menjadi suatu
keharusan, terutama saat mencocokan influencer dengan produk. Dia pun
memberi arahan tiga etika yang perlu dilakukan dalam memilih influencer.
Pertama adalah memilih influencer dengan riwayat yang baik secara bahasa dan perbuatan. Kedua, memilih influencer yang selalu memberi manfaat dalam setiap kontennya.
"Terakhir, pilihlah influencer yang memiliki akun dengan centang biru,"
ujar Tio Prasetyo.
Sementaran Pradipta Nugrahanto memaparkannya dari perspektif pilar aman
digital. Pasalnya, keamanan digital adalah sebuah proses untuk
memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring.
Dalam melakukan marketing melalui influencer adalah hal yang penting untuk memiliki kompetensi keamanan digital yang mumpuni. Seperti mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas dan aset digital bisnis, serta selalu memberi watermark di setiap konten yang dibuat atau dibagikan.
Literasi untuk 14,6 juta orang
Lebih jauh, Kemenkominfo menyatakan telah melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang, berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Adapun webinar ini merupakan bagian dari realisasi Program Makin Cakap Digital sejak pertama kali diluncurkan pada 2021.
Program ini fokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan empat pilar digital. Yakni Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital dan Budaya Digital.
Secara teknis, program tersebut direalisasikan dalam bentuk webinar
(seminar dan diskusi secara online) dan talkshow dalam format hybrid
(offline dan online). Adapun Implementasi dari program itu dibagi menjadi dua segmen, yaitu untuk segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat atau komunitas.
Kemenkominfo membaginya kepada sembilan wilayah yang ditentukan berdasarkan jumlah proporsional penggunaan internet di Indonesia. Pada 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. (N-2)