PANDEMI Covid-19 yang melanda di Indonesia sejak awal 2020, berdampak kepada masyarakat terutama dalam hal perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan sosial. Pandemi juga mengubah kebiasaan masyarakat untuk lebih menerapkan pola hidup sehat termasuk dengan menjaga pola makan.
Perubahan kondisi masyarakat ini menginspirasi dua dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yaitu Irma Ratna Kartika, M.Sc.Tech dan Dr. Fera Kurniadewi, M.Si serta lima orang mahasiswa prodi Kimia FMIPA UNJ mengadakan program kegiatan sosialisasi manfaat dan pembuatan yoghurt sebagai minuman hasil fermentasi bebas zat aditif. Program sosialisasi di lingkungan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMAN 61 Jakarta Timur ini merupakan salah satu kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Teritegrasi Kuliah Kerja Nyata (PKM KKN) UNJ.
Dikatakan Irma Ratna, sebagian besar kekebalan tubuh manusia berawal dari pencernaan. Adanya probiotik atau bakteri baik dalam yoghurt berperan dengan cara menggantikan bakteri baik yang hilang dari dalam tubuh serta menyeimbangkan jumlah bakteri baik dan jahat yang hidup di sistem pencernaan.
"Dengan demikian, saluran pencernaan tetap berfungsi secara normal. Selain itu, yoghurt sebagai minuman hasil fermentasi aman dikonsumsi oleh penderita alergi susu dan intoleransi laktosa yaitu gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa," ujar Irma Ratna dalam keterangan yang diterima, Senin (3/10).
Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam lima sesi yaitu pada 25 Agustus, 1 September, 8 September, 15 September, dan 22 September 2022. Dalam lima sesi yang digelar, peserta mendapat pengetahuan tentang segala hal terkait yoghurt seperti cara pembuatan, manfaat, kandungan nutrisi, jenism serta bagaimana cara penyimpangan yoghurt yang baik. Tidak hanya itu, peserta juga mendapat pengetahuan tentang pengetahuan tentang pengemasan produk meliputi pengertian kemasan, jenis, tujuan, dan manfaatnya untuk bisnis serta analisa usaha meliputi investasi, biaya operasional, omzet dan laba.
"Melalui kegiatan ini, guru-guru dan warga sekolah dibekali pengetahuan dan keterampilan pembuatan yoghurt yang mudah dan sederhana serta sosialisasi peluang wirausaha yoghurt berupa pengemasan dan analisis usaha meliputi investasi, biaya operasional, omzet, dan laba," jelas Irma Ratna. (RO/OL-15)