KEMITRAAN strategis antara Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang terjalin selama ini menjadi panduan dalam pengembangan Program Studi Akuntansi Ukrida. IAI yang berdiri sejak 1957 terus membimbing perkembangan pendidikan akuntansi dan kiprahnya sudah sangat dirasakan khususnya oleh Ukrida.
Perkembangan program studi Akuntansi dan bagaimana profesi Akuntan akan terus menghadapi tantangan zaman yang memasuki era digital menjadi perhatian bagi IAI dan Ukrida. "Terdapat dua tren besar yang dihadapi, yaitu Digitalisasi dan Sustainibility Development, sehingga diperlukan upaya menyiapkan mahasiswa melalui Pendidikan Akuntansi," jelas Ketua Program Studi Akuntansi Ukrida, Diana Frederica, dalam keterangan yang diterima, Senin (3/10).
Sementara Direktur Eksekutif IAI, Elly Zarni Husin mengatakan teknologi atau digitalisasi dan sustainability saat ini sangat berperngaruh. "Dinamika ini tidak hanya dihadapi oleh bidang pendidikan, tetapi juga organisasi profesi, karena itu perlu memastikan agar bisa menguasai perubahan guna mempersiapkan masa depan," jelasnya.
Elly menambahkan IAI sebagai bagian organisasi profesi International Federation of Accounting (IFAC) tetap mengacu pada International Education Standard dan sangat penting untuk menyiapkan mahasiswa akuntansi agar bisa mengantisipasi perkembangan Artificial Intelligence, Block chain, Cloud computing, Data analytics, Ethic (ABCDE).
Untuk menghadapi perkembangan terkait teknologi, jelas Elly, perlu dipastikan institusi pendidikan tidak hanya melakukan penyesuaian silabus dan kurikulum, tetapi juga perlu membekali mahasiswa dengan etik yang menjadi hal utama bagi profesi akuntan. "Saat ini sustainability menjadi fokus utama karena sudah ada International Sustainability Standard Board dan IAI sudah menghasilkan draft guna memastikan kesiapannya dengan dewan yang ada di profesi yaitu Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (DSAKS). Ke depannya diharapkan ada satu badan lagi dengan standar yang lebih relevan," jelasnya.
Saat ini untuk bidang pendidikan, mahasiswa diharapkan bisa menjadi tumpuan profesi. Subjek sustainability sudah harus diujikan yaitu kompetensi Akuntan profesional yang mampu menyajikan laporan entitas bisnis secara akurat. Selain itu, mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa, seperti Akuntansi Keuangan, sudah harus menunjukkan perkembangan terkini standar profesi karena IAI mengacu standar internasional.
Hal itu diupayakan agar dapat inline dengan kompetensi yang diujikan sebagai seorang Chratered Accountant (CA) Indonesia. Penting diperhatikan pula dinamika subjek bisnis terkait perkembangan teknologi informasi, sistem informasi akuntansi, internal control, dimana materi yang perlu dikuasai oleh para mahasiswa adalah manajemen risiko, serta dosen pun perlu dibekali data analitis.
Lebih jauh, Elly mengapresiasi kemitraan Ukrida dengan IAI yang telah berlangsung 10 tahun, Ia berharap ada upaya berkelanjutan agar kualitas lulusan Ukrida akan inline dengan perkembangan profesi.
Menurut Elly, dalam tiga tahun terakhir, kemitraan ini cukup intens dan puncaknya Ukrida menjadi Computer Based Examination (CBE) center IAI. "Satu impresi yang menurut kami merupakan pionir adalah saat Ukrida membuat inline program IAI Afiliasi kampus dengan memastikan mahasiswa Akuntansi Ukrida menjadi anggota IAI, sebagai junior member IAI. Dengan demikian, setiap mahasiswa Akuntansi Ukrida akan dibekali dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Online yang artinya para mahasiswa tersebut menguasai perkembangan SAK seperti mengikuti ujian CA, di samping dosennya juga mengikuti perkembangan silabus," jelasnya. (RO/OL-15)