WAKIL Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono mewakili Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyampaikan urgensi atau pentingnya pendidikan Pancasila dan Moderasi Agama.
"Tantangan global dan ancaman hilangnya identitas bangsa menjadikan Pendidikan Pancasila penting untuk diajarkan di semua jenjang dan jalur pendidikan", ujarnya kepada 10.000 Pendidikan Agama Islam, yang hadir dalam Kongres AGPAII Ke-4 di gedung UPI Convention Centre, Padang, Sumatra Barat, Sabtu (1/10).
Menurutnya, hal itu terjawab melalui PP 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengembalikan Pendidikan Pancasila sebagai mata ajar dan mata kuliah wajib.
"Peran Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) sangat diperlukan sebagai benteng religius NKRI" tegasnya.
Sebelum melanjutkan materi saat sambutan, Ia memperkenalkan Salam Pancasila terlebih dahulu. Menurutnya Salam Pancasila sebagai salam perekat dan pemersatu bangsa.
Ditengah keragaman tradisi salam di berbagai agama dan budaya Indonesia, penting untuk memiliki tradisi salam yang melintasi batas-batas kultural demi memperkokoh persatuan bangsa.
“Salam Pancasila merupakan salam yang diadaptasi dari Salam Merdeka yang disampaikan Presiden Soekarno tak lama setelah kemerdekaan Indonesia" ujarnya.
Salam Pancasila sendiri mulai dikenalkan oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri saat memberikan sambutan pada kegiatan penguatan Pendidikan Pancasila di Istana Bogor pada 12 Agustus 2017
Lebih lanjut Karjono memberikan apresiasi atas deklarasi AGPAII, antara lain menyatakan dan menegaskan Nilai-Nilai Islam Rahmatan Lil Alamin, Mempertahankan NKRI Berdasarkan Pancasila dan UUDNRI 1945, dan teladan dalam menerapkan Nilai Nilai Pancasila di sekolah dan di masyakakat.
"Kami juga mengapresiasi Ketua Umum AGPAII, yang tidak lain Manhan Marbawi Plt. Kepala Pusat dan Informasi BPIP," ucapnya.
Baca juga : Nadiem: Jadikan Nilai Pancasila sebagai Petunjuk dan Tujuan Hidup
Dirinya memaparkan dengan menindaklanjuti PP 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan, BPIP telah menyiapkan 15 bahan ajar Pancasila mulai PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi.
"Mata ajar itu juga telah dilaunching sebagai mata ajar dan mata kuliah wajib oleh Mendikbud pada saat Peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni 2022 lalu di Ende, Nusa Tenggara Timur", jelasnya.
Mengakhiri sambutannya ia berpesan kepada guru agama di seluruh Indonesia untuk selalu berpegang teguh pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, Berbhineka tunggal Ika, dan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
"Guru agama merupakan tulang punggung pendidikan, pahlawan tanda jasa, agen perubahan masyarakat yang srategis" ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum AGPAII Mahnan Marbawi mengucapkan apresiasi kepada BPIP dan para peserta Kongres.
Plt. Kepala PUSDATEKIN BPIP itu juga mengaku AGPAII selalu siap menjadi garda terdepan dalam menjaga, embumikan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
"Kami dari AGPAII selalu siap dan komitmen menjadi garda terdepan untuk Pancasila", singkatnya.
Kongres AGPAII Ke-4 berlangsung mulai 30 September dan akan berakhir pada 2 Oktober.
Dalam kesepatan tersebut turut hadir Gubernur Sumatra Barat dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kakanwil Kementerian Agama, Forkompinda, serta Kepala Dinas se-Sumatera Barat. (RO/OL-7)