AKADEMISI dari Universitas Bali Internasional Komang Tri Werthi mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap layanan yang meminta informasi pribadi.
Kewaspadaan diperlukan agar masyarakat bisa beraktivitas digital secara aman.
"Tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun. Diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital," kata Tri Werthi dalam acara literasi digital bertajuk Indonesia Makin Cakap Digital, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk komunitas digital di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Rabu (21/9).
Baca juga: RUU PDP Disahkan, Menkominfo Minta PSE Kuatkan Keamanan Siber
Tri Werthi mengatakan, keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman.
"Tidak hanya untuk mengamankan data yang dimiliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia," jelasnya.
Menurut Tri Werthi, masyarakat juga butuh pemahaman terhadap kompetensi keamanan digital, seperti: mengamankan perangkat digital, identitas digital, waspada penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan keamanan digital bagi anak.
"Hati-hati terhadap pesan yang meminta informasi pribadi. Selain itu, hindari penggunaan komputer publik, perbarui software, pastikan jaringan aman (hindari Wifi publik), dan update browser," katanya.
Agar aman berinternet, Tri Werthi menganjurkan gunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (two-factor authentication), tidak sembarangan membagi data pribadi di media sosial, waspadai tautan tidak dikenal (email, medsos, chatting), dan tidak merespons panggilan telepon tidak dikenal yang ujungnya meminta data pribadi (password dan PIN).
"Kenali dengan seksama dengan siapa kita berkomunikasi di internet. Hati-hati juga saat berbelanja online (pastikan penjual terpercaya dan belanja dari tempat terpercaya), dan hanya install aplikasi dari tempat resmi (AppStore atau Google Play)," pungkas Komang Tri Werthi. (Ant/OL-1)