18 September 2022, 23:25 WIB

Kenali Beda Hidden Hunger dengan Kelaparan Biasa


Zubaedah Hanum | Humaniora

Istimewa
 Istimewa
Ilustrasi

SEPARUH penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi atau hidden hunger lantaran rendahnya pemenuhan zat gizi mikro. Hal itu menempatkan Indonesia pada peringkat 70 dari 107 negara dalam peta Global Hunger Index 2020. Apa bedanya hidden hunger dengan kelaparan biasa?

"Hidden hunger ini berbeda dengan kelaparan biasa yang biasanya dikenali dengan tubuhnya kurus, perutnya buncit (ini kelaparan yang kentara). Ibu-ibu tidak tahu anaknya cepat sakit, tumbuhnya tidak bisa optimal, prestasi akademik tidak bagus, ini ciri hidden hunger," kata Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University Prof Dodik Briawan, beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, imbuhnya, anemia juga bisa menjadi penyebab munculnya hidden hunger. Data menunjukkan anemia defisiensi besi di Indonesia mencapai angka 30% dan pada ibu hamil jumlahnya mencapai 50%.

"Apabila seseorang kekurangan zat besi, vitamin A dan yodium bisa menurunkan PDB sekitar 5% dari PDB nasional. Dampak lainnya selain ekonomi, IQ lost dan dampak jangka panjang lainnya," tutur Dodik.

Kepala Seksi Mutu Gizi Kementerian Kesehatan, dr Hera Nurlita mengatakan, konsumsi buah dan sayur yang kurang menyebabkan rendahnya pemenuhan zat gizi mikro yakni vitamin dan mineral.

Buah dan sayuran diketahui mengandung vitamin, mineral dan serat pangan yang berperan membantu proses metabolisme tubuh seperti membantu memproduksi energi, memelihara dan perawatan jaringan tubuh, membantu tumbuh kembang anak, menurut

"Kekurangan asupan dua bahan pangan ini bisa menempatkan seseorang baik itu balita maupun orang dewasa berada dalam kondisi hidden hunger atau kelaparan tersembunyi," terangnya. (Ant/H-2)

 

BERITA TERKAIT