DI ERA digital, kebanyakan orang mulai beralih ke konten internet untuk mendapatkan bahan bacaan daripada buku. Masyarakat lebih tertarik dengan media sosial dan informasi yang viral yang bisa diakses lewat ponsel.
Bunda Literasi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil menyampaikan, ada lebih dari 60 juta orang yang sudah memiliki smartphone. Namun rata-rata mereka memanfaatkan smartphone bukan untuk membaca, melainkan mencari konten berita.
"Mereka mencari berita hanya judulnya saja, termasuk media sosial. Jadi berita-berita yang sedang hits saat ini mereka tahu tapi mereka tidak mampu meluangkan waktunya untuk membaca buku," kata Atalia ditemui pada pameran buku internasional Big Bad Wolf Books di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (2/9).
Kebiasaan masyarakat yang tidak meluangkan waktu untuk membaca membuat mereka terpancing provokasi dengan berita-berita atau informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Jadi mereka kadang-kadang yang membaca sedikit itu mereka mudah terprovokasi. Mereka tidak tahu isinya seperti apa," ujar istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut.
Agar tidak gampang terpengaruh media sosial yang menyebarkan berita bohong, dirinya mengajak masyarakat membiasakan membaca sejak dini yang ditanamkan mulai dari lingkungan keluarga.
"Contohnya di setiap rumah disediakan sudut membaca atau perpustakaan kecil sehingga anak anak terbiasa. Terus, membiasakan membacakan dongeng pada anak sebelum tidur, termasuk di sekolah 15 menit pertama itu diwajibkan dulu membaca buku itu untuk semua level," ucapnya.
Istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil itu pun antusias dengan adanya acara pameran buku yang menyediakan 35 ribu judul buku baru terbitan dalam dan luar negeri. Dengan begitu, diharapkan bisa menumbuhkan masyarakat agar lebih gemar membaca buku.
"Pameran ini bisa menjadi momen untuk memperkuat literasi di Jabar. Apalagi sekarang minat membaca masyarakat, termasuk anak muda masih rendah walaupun sudah ada peningkatan dari tahun sebelumnya," lanjutnya. (OL-15)