TIGA orang dari Argentina dikabarkan meninggal pada pekan ini yang diduga karena pneumonia yang tidak diketahui asalnya (pneumonia of unknown origin) yang mirip dengan covid-19. Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan kasus ini belum diketahui pasti asal pneumonia tersebut apakah berasal dari SARS1, SARS2 atau patogen baru.
Selain itu, sebanyak 9 orang provinsi Tucuman Barat Laut Argentina juga telah terinfeksi penyakit pernapasan. Dicky menekankan pentingnya situasi dunia yang rentan wabah ini pelonggaran-pelonggaran harus dilakukan hati-hati dan terukur terutama proteksi public health seperti pemakaian masker, cuci tangan, dan jaga jarak masih berlaku hingga kini agar tidak terjadi varian-varian baru.
"Itu harus benar-benar dijaga dulu sehingga tidak harus PPKM berlevel-level, kita ibarat tubuh yang yang sakit parah kalau mau pulih jangan segala macam kegiatan dibolehkan, karena harus pulih bertahap sehingga sektor kesehatan tidak terganggu," kata Dicky kepada Media Indonesia, Jumat (2/9).
Ini yang dirinya sarankan agar dijaga, kemudian masker tetap berlaku karena masker barang wajib yang efektif dan murah mengatasi penyebaran covid-19. "Kemudian surveillace harus ditingkatkan dan vaksinasi booster tetap dilakukan dan ditingkatkan. Ini baru mengarah pada situasi membaik tapi belum aman benar-benar melakukan kegiatan seperti sebelum pandemi. Bahkan kita harus berdaptasi terhadap kenormalan baru (new normal)," pungkasnya. (Iam)