26 August 2022, 12:30 WIB

Permainan Tradisional Bantu Asah Kecerdasan Anak


Basuki Eka Purnama | Humaniora

ANTARA/Siswowidodo
 ANTARA/Siswowidodo
Sejumlah anak bermain gobak sodor di halaman gedung Bakorwil I Madiun, Jawa Timur.

PERMAINAN tradisional yang populer di kalangan anak-anak, seperti gobak sodor, dapat melatih berbagai kecerdasan anak. Hal itu dikatakan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto.

"Kecerdasan fisik, kognitif, kreativitas, sosial emosional, moral, semua terpadu dalam kegiatan bermain bersama," kata Kak Seto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/8).

Permainan tradisional termasuk dalam kategori bermain aktif yang membuat anak-anak bergerak secara aktif.

Baca juga: Anak Dikenalkan Permainan Tradisional untuk Cegah Kecanduan Gawai

Kak Seto mencontohkan manfaat permainan tradisional untuk mengasah kecerdasan anak. Permainan beregu gobak sodor di lapangan bujur sangkar di mana tiap pemain harus berusaha melewati garis pembatas tanpa tersentuh lawan, misalnya membuat anak belajar mengasah logika karena dia harus memikirkan strategi agar bisa melewati halangan.

Di sisi lain, anak juga harus berpikir kreatif dalam mengatur cara agar bisa mengecoh lawan dan berhasil melewati garis. 

Kejujuran anak juga diuji lewat permainan tradisional, ketika memang disentuh oleh lawan, anak belajar untuk betul-betul mengaku kalah dan hal itu melatih kecerdasan moral.

"Kalau kalah, tidak boleh ngambek, marah atau baper, itu kecerdasan emosional," kata Kak Seto.

Bermain di luar rumah sangat penting untuk anak agar mereka kembali menemukan dunia indah serta menyalurkan energi mereka lewat aktivitas fisik.

Kak Seto menegaskan, bermain adalah hak anak untuk bisa tumbuh dan berkembang secara sehat. 

Selain bermain aktif, ada juga bermain pasif di mana anak-anak terhibur lewat menonton televisi, pertunjukan teater atau melihat aneka hiburan lewat gawai.

"Bermain pasif dan aktif sama-sama penting," kata dia.

Dengan bermain, anak bisa meluapkan perasaan negatif sehingga terhindar dari depresi dan rasa frustrasi yang dapat membuat mereka terlibat perilaku menyimpang. 

Agar anak-anak lebih semangat bermain secara aktif, perlu partisipasi dari orangtua atau orang dewasa untuk aktif bermain karena anak adalah peniru ulung. 

Bila orangtua lebih sering terlihat berfokus pada gawai, maka anak-anak pun akan cenderung malas untuk bergerak. (Ant/OL-1)

BERITA TERKAIT