MELIHAT anak tumbuh dengan sehat dan aman tentu menjadi keinginan setiap orang tua. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa anak-anak lebih rentan diserang penyakit.
Karena, sistem imun dan antibodi mereka belum berkembang secara sempurna layaknya orang dewasa sehingga tubuh anak belum kuat untuk melawan serangan virus maupun bakteri.
Salah satu penyakit yang cukup umum dan sering ditemui pada anak-anak adalah penyakit cacingan. Penyakit cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit dan dapat menyerang manusia.
Early Childhood Education and Development (ECED) Officer Tanoto Foundation, Melinda Mastan menjelaskan,“Cacingan berasal dari aktivitas cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia."
"Cacing tersebut kemudian menyerap zat gizi di dalam tubuh dan bahkan dapat berkembang biak dalam jumlah banyak di dalam usus. Anak yang terkena penyakit cacingan akan merasa lemas karena kekurangan zat gizi dan gangguan kesehatan lainnya,” jelas Melinda.
Baca juga: Indra Gunawan, Eks TKI yang Sukses Ciptakan Metode Pembelajaran Inovatif bagi Siswa MI
Infeksi cacing sering terjadi pada anak usia sekolah, dan mudah menyebar dari anak ke anak.
Penyakit cacingan pada anak khususnya di masa awal pertumbuhan mereka dapat berdampak pada berat badan, perkembangan motorik, kinerja kognitif, dan terganggunya potensi kecerdasannya, sehingga kemampuan konsentrasi belajar di sekolah akan menurun dan membuat anak sulit berprestasi.
Berikut gejala cacingan pada anak:
- Kurang nafsu makan, lesu, perut buncit
- Berat badan menurun
- Nyeri perut, muntah dan mual
- Diare atau sembelit
- Keluar cacing dari mulut atau dubur
- Kadang-kadang disertai gatal disekitar anus
- Pertumbuhan anak terganggu
“Seseorang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi yang buruk akan beresiko lebih besar untuk terserang penyakit cacingan,” sambung Melinda.
Dilansir dari organisasi kesehatan non-profit Amerika Serikat Mayo Clinic, cacingan dapat disebabkan dengan menelan atau menghirup telur cacing secara tidak sengaja, sehinga menyebabkan infeksi cacing.
Telur cacing yang tak kasat mata tersebut dapat menyebar melalui makanan, minuman, atau jari yang terkontaminasi. Telur cacing juga dapat mengkontaminasi permukaan seperti mainan, tempat tidur, dan kursi toilet.
Berdasarkan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi cacingan.
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Rutin cuci tangan, terutama setelah buang air, sebelum mempersiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan
- Konsumsi air mineral kemasan, atau rebus air hingga matang sebelum diminum
- Masak makanan hingga matang, khususnya protein hewani seperti daging ayam atau sapi.
- Gunting kuku secara berkala dan hindari menggigit kuku maupun menghisap jari
- Selalu gunakan alas kaki saat beraktivitas di luar ruangan
- Hindari menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung tangan
Pemerintah Indonesia menetapkan bulan Februari dan Agustus sebagai bulan pemberian vitamin A dan obat cacing pada anak dengan kelompok umur 6 hingga 59 bulan.
Pemberian kapsul vitamin A kepada anak dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi, seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak dan diare. Pemberian obat cacing bertujuan agar penyerapan zat gizi dapat optimal, sehingga meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, dan perkembangan mereka.
Masyarakat bisa mendapatkan vitamin A dan obat cacing segara gratis di Puskemas terdekat, atau dengan mengikuti kegiatan rutin di Posyandu. (RO/OL-09)