RIBUAN perempuan menggelar pameran kebaya bertajuk "Bandung Lautan Kebaya" di Kebun Binatang Bandung. Aksi ini bertujuan untuk menjaga eksistensi kebaya sekaligus mendukung kebaya terdaftar sebagai warisan tak benda di UNESCO.
Ketua Panitia Perempuan Berkebaya Bandung Lautan Berkebaya, Ratu Rini Ariani, menyampaikan pameran kebaya ini juga sekaligus dalam rangka menyambut peringatan HUT RI 17 Agustus. Antusias warga pun sangat tinggi dalam kegiatan ini, bahkan ada peserta dari Lampung dan Kalimantan yang kehadirannya terpaksa dibatalkan karena membludaknya pendaftar.
"Ada sekitar 1.400 perempuan yang berpartisipasi dalam kegiatan bertajuk Bandung Lautan Kebaya. Kesan 'kolot' pakaian kebaya saat ini sudah tak relevan sebab model kebaya telah banyak dan bertransformasi serta lebih modern," kata Ratu di Kebun Binatang Bandung, kemarin.
Adapun tujuan kegiatan ini, lanjut Ratu, untuk melestarikan pakaian kebaya. Anak-anak saat ini, ucapnya, terkadang malu untuk berkebaya karena terlihat jadul. Padahal, ucapnya, sekarang banyak kebaya modern.
Ketika disinggung terkait polemik Kebun Biantang Bandung dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Ratu mengatakan menolak rencana Pemkot Bandung untuk menyegel kebun binatang itu. Menurut, Kebun Binatang Bandung menjadi destinasi wisata utama, khususnya untuk warga Kota
Bandung.
"Kami berharap kebun binatang tetap ada tidak disegel. Kami mendukung untuk tidak disegel kebun binatang, sebab kebun binatang hanya satu di Kota Bandung," harapnya.
Perwakilan Komunitas Ikatan Perempuan Kreatif (IPK), Heriyanti mengatakan khawatir terhadap eksistensi kebaya, terlebih di era globalisasi ini yang terus menggerus kebaya oleh tren barat.
"Setiap warga Indonesia berkewajiban untuk menjaga eksistensi pakaian kebaya. Penting sekali kebaya sebagai budaya Jabar. Kebaya sudah melekat dengan wanita atau Mojang Priangan. Dengan berkebaya, jati diri Mojang Priangan yang dikenal luwes akan terus terjaga dengan baik," ujarnya.
Dirinya berharap budaya tetap menjadi sesuatu yang abadi dan tak pernah terhapus sampai tujuh turunan.(OL-13)
Baca Juga: Koalisi Tradisikebaya Beraksi Dukung Kebaya Goes to UNESCO