20 July 2022, 20:40 WIB

Alumni Teknik Metalurgi ITB Gelar Metconnex


Faishol Taselan | Humaniora

MI/FAISHOL TASELAN
 MI/FAISHOL TASELAN
 Bouman T Situmorang, Ketua Umum IA-MET ITB


IKATAN Alumni Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (IA-MET ITB) kembali menggelar Metconnex. Acara itu merupakan sebuah perhelatan metalurgi yang bertujuan untuk menyediakan wadah strategis bertemunya pemangku kepentingan dan tempat untuk membahas isu, mencari solusi dan langkah nyata untuk bersama mengembangkan industri pertambangan di Indonesia.

Setelah sukses mengadakan Metconnex untuk pertama kalinya di tahun 2019, perhelatan metalurgi yang terdiri  dari International Conference dan  Pameran ini akan kembali diadakan pada  10-11 Agustus 2022 di JCC
Senayan, Jakarta.

IAMET ITB berharap Metconnex ke-2 ini akan menjadi tempat berkumpulnya para pemain industri, asosiasi dan regulator untuk menumbuhkan inovasi, kerja sama serta solusi untuk masa depan pertambangan yang berkelanjutan serta industri hijau untuk industri pengolahan, peleburan dan pemrunian mineral dan logam.

"Metconnex 2022 akan membawa tema Sustainability in Mineral & Metal
Processing. Dengan tema ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran
pihak terkait akan pentingnya mengedepankan aspek keberlanjutan dalam
setiap tahapan mulai dari eksplorasi, pertambangan, pengolahan,
peleburan, pelindian dan pemurnian mineral," ungkap Bouman T Situmorang, Ketua Umum IA-MET ITB di Surabaya, Rabu (20/7).

Dia mengungkapkan, sektor pertambangan dan ekstraksi mineral telah menjadi salah satu sektor kunci yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa dekade belakangan. Sektor ini berkontribusi banyak pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, ekspor, pendapatan pemerintah, penyediaan lapangan kerja, dan yang tidak kalah penting adalah untuk pembangunan di daerah 3T di Indonesia.

Untuk mendukung Indonesia menjadi pemain penting dalam industri
pertambangan dan ektraksi mineral, lanjutnya, diperlukan pengelolaan mineral dan logam yang baik. Namun, penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan untuk industri tambang merupakan tanggung jawab semua, dan Metconnex 2022 ditujukkan untuk menjadi tempat untuk meningkatkan kesadaraan pemangku kepentingan akan isu sustainability dan membahas langkah konkret untuk terus memajukan industri pertambangan di Indonesia selagi menciptakan industri yang berkelanjutan.

"Acara ini menjadi wadah strategis tempat bertemunya para pemangku kepentingan, pelaku industri maupun masyarakat luas untuk sama-sama bertukar ide, memperkenalkan inovasi serta mendapatkan solusi konkrit guna terbangunnya industri pertambangan yang berkelanjutan," tambahnya.

Bouman menambahkan menjaga keberlangsungan lingkungan merupakan tugas utama pelaku industri pertambangan, dan keseluruhan proses dijaga oleh Undang-Undang. "Mulai dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pertambangan dan pengolahan mineral hingga post-mining."


Metconnex 2022 akan menghadirkan solusi, inovasi, teknologi seputar
metalurgi pertambangan yang dikemas dalam konferensi dan pameran. Acara
ini akan diisi oleh lebih dari 50 exhibitor yang terdiri dari perusahaan pertambangan mineral dan batubara, smelter, penyedia teknologi pengolahan mineral,  dan perusahaan EPC. Acara juga melibatkan FLSmidth Indonesia, PT Geoservices, SNF, PT Timah Tbk, Harita Nickel, PT Wijaya Karya tbk, PT Smelting, dan BASF. (N-2)

BERITA TERKAIT