31 May 2022, 15:57 WIB

Kemendikbudristek Luncurkan Program Peningkatan Dosen Vokasi


Mediaindonesia.com | Humaniora

Dok MI
 Dok MI
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Program Peningkatan Kompetensi SDM (Dosen) Perguruan Tinggi Vokasi Berbasis Industri Tahun 2022 melalui Sertifikasi Kompetensi dan Magang Bersertifikat untuk Mencapai Keunggulan dan Berdaya Saing Global. 

Dengan dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), para dosen vokasi menerima hibah biaya sertifikasi kompetensi, magang, peningkatan keterampilan, dan tata kelola perguruan tinggi vokasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, program ini untuk menguatkan kompetensi dan wawasan atau pengalaman industri bagi dosen vokasi agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, menciptakan SDM unggul dan berkualitas. 

“Melalui program ini, pemerintah menyediakan pendanaan sertifikasi kompetensi bagi tenaga pendidik. Semoga program ini dapat menciptakan dosen yang diperkuat dengan soft skill, kepemimpinan, link and match, kapabilitas, dan karakter,” terang Dirjen Wikan Sakarinto, Senin (30/5). 

Ia menambahkan, program menjadi prioritas di Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek yang bertujuan memfasilitasi PTPPV mencapai keunggulan spesifik, mengikuti amanah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yakni menyiapkan mahasiswa untuk memilihiki keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.

Adapun tujuan khusus dari program Sertifikasi Kompetensi dan Magang Bersertifikat adalah untuk memfasilitasi PTPPV dan program studinya mencapai keunggulan spesifik. Yakni eningkatnya kompetensi dosen, melalui jalan menambah keterampilan dan meningkatkan kapabilitas; memfasilitasi PTPPV untuk memperbarui pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja agar relevan dengan dinamika industri.

Tujuan selanjutnya, adalah memfasilitasi PTPPV membangun jejaring kerja sama dengan industri dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi; memfasilitasi PTPPV untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode berbasis proyek (PBL); memfasilitasi PTPPV membangun peta jalan pengembangan SDM yang strategis secara terukur dan terarah; dan memfasilitasi PTPPV mendirikan pusat inovasi atau laboratorium korporasi dengan dukungan oleh mitra industri.

Sementara itu, sasaran dari program ini adalah dosen perguruan tinggi negeri dan swasta yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bawah binaan Kemendikbudristek, yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah tetapkan. 


Pada kesempatan sama, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Kemendikbudristek, Henri Tagor Hasiholan Tambunan menjelaskan, program ini memiliki empat skema. 

Empat skema tersebut adalah skema A melalui Sertifikasi Kompetensi. Skema ini untuk mendukung proses pemberian pelatihan hingga sertifikasi kompetensi melalui uji kompetensi secara sistematis dan obyektif, mengacu pada standar kompetensi kerja yang diakui secara nasional, internasional atau standar yang berlaku khusus. 

Hasil skema A ini, kata Henri  adalah sertifikasi kompetensi yang terekognisi oleh lembaga sertifikasi, industri, asosiasi, atau masyarakat di tingkat nasional, regional atau internasional. 

“Banyaknya alokasi pendanaan LPDP pada skema ini adalah 300 sertifikasi kompetensi dalam negeri dan bagi 50 dosen untuk menempuh sertifikasi kompetensi luar negeri. Selain itu, dalam skema ini, Kemendikbudristek juga menyediakan 100 sertifikasi kompetensi bagi dosen dan tenaga pendidik,” tuturnya. 

Kemudian ada skema B melalui Sertifikasi Peningkatan Keterampilan Dasar Instruksional (Pekerti) dan atau Pendekatan Aplikatif (AA) . Metode skema ini memiliki keluaran berupa Sertifikat Pekerti dan atau Sertifikat AA untuk yang diselenggarakan di dalam negeri. 

Sementara itu, untuk luar negeri adalah Sertifikat Kepesertaan Pelatihan Manajemen Pembelajaran Padegogik Pendidikan Vokasi. “Kemendikbudristek menetapkan Penyelenggara sertifikasi Pekerti dan AA di dalam negeri. Kapasitas pendanaan dalam skema ini adalah 90 orang dosen, yang terdistribusi 50 bagi sertifikasi dalam negeri dan 40 bagi program sertifikasi luar negeri,” jelas Henri.

Skema selanjutnya, adalah skema C melalui Sertifikasi Magang Industri Bersertifikat. Skema ini menargetkan keterlibatan industri swasta atau BUMN/BUMD berukuran menengah ke atas yang berada di dalam negeri atau di luar negeri dengan syarat memiliki afiliasi dengan kompetensi program studi. 

Mitra penerima pemagangan dosen ini dapat berbentuk perusahaan di berbagai sektor dan skala operasi, organisasi nirlaba kelas dunia, institusi/organisasi multilateral, serta lembaga pemerintah. Kegiatan magang bersertifikat ini harus berjalan minimal dua bulan, memberikan tambahan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi utama dosen. 

Keluaran skema ini berupa sertifikat magang yang memberikan informasi aktivitas atau kegiatan magang dengan durasinya. Selain itu, skema ini perlu untuk memfasilitasi memfasilitasi PTPPV mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Tambahan (IKT)-nya. “Jumlah kesempatan yang ada adalah 50 alokasi pendanaan bagi magang di industri dalam negeri, dan 50 bagi industri luar negeri,” kata Henri. 

Selanjutnya, skema terakhir adalah Skema D melalui Penguatan Tata Kelola PTPPV Unggul Bereputasi Global. Dalam skema ini, pemerintah mengirimkan dosen PTPPV magang di perguruan tinggi luar negeri yang memiliki reputasi dan keunggulan teknologi lebih unggul dari PTPPV pengusul. “Kegiatan yang terselenggara harus memberikan nilai tambah berupa tata kelola yang baik dalam hal manajemen perguruan tinggi menuju reputasi (akademik dan non-akademik) global,” tutur Henri.

Henri juga menjelaskan, besarnya dana bantuan untuk tiap skema tersebut akan mengikuti pengajuan yang  dievaluasi oleh Kemendikbudristek dengan melihat tingkat kompleksitas kegiatan. 

Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Divisi Pelayanan LPDP, Juni Dearmanita Damanik, mengatakan, pihaknya berkomitmen mendukung program pelatihan. 

Juni berharap, skema yang ada ini dapat membuat tujuan peningkatan SDM tercapai. "Semoga program ini bisa diterima manfaatnya oleh para dosen dan dunia insdutri juga sehingga apa yang menjadi tujuan program ini dapat tercapai," tandasnya. (OL-8)

BERITA TERKAIT