26 May 2022, 15:56 WIB

Aspek Sosial Jadi Modal Unggul Indonesia Tangani Bencana


Atalya Puspa | Humaniora

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
 ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Simulasi kegiatan desa tangguh bencana

ASPEK sosial menjadi modalitas Indonesia yang paling kuat dalam penanggulangan bencana. Hal itu dikatakan Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati sebagai keunggulan Indonesia dibanding negara-negara lain.

"Misalnya adalah gotong-royong. Ini tidak didapatkan di negara-negara lain. Ini membuktikan Indonesia memiliki modalitas sosial yang kuat untuk menuju resiliensi berkelanjutan," kata Raditya dalam konferensi pers Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022, Kamis (26/5).

Modalitas sosial yang kuat itu, lanjut dia, kemudian didukung oleh berbagai program pemerintah. Di antaranya program desa tangguh bencana dan save school. Dengan adanya hal itu, Indonesia mampu membangun kerangka ketangguhan bencana yang implementasinya berjalan baik dari akar rumput.

Keunggulan yang dimiliki Indonesia yang telah terwujud dalam aksi nyata kemudian mendapatkan banyak sorotan dari negara-negara yang hadir dalam forum GPDRR 2022.

"Dalam forum ini kita tidak hanya belajar dari negara maju. Tapi hari ini saya mendapatkan pertanyaan dari negara maju bagaimana mereka belajar ke Indonesia soal penanggulangan bencana. Ini jadi kesempatan kita untuk menunjukan keberhasilan kita, terutama dalam social modality," tutur Raditya.

Baca juga: Indonesia Siap Tawarkan Solusi Resiliensi Berkelanjutan di GPDRR 2022

Ia berharap, sorotan dunia akan keberhasilan Indonesia menanggulangi bencana dapat menjadi pintu masuk untuk membuka perjanjian bilateral baru demi menuju Indonesia tangguh bencana.

"Ini salah satu momentum melakukan bilateral meeting untuk potensi kerja sama berikutnya. Kerjasama artinya semua mendapatkan benefit, saling membantu dan mendukung dalam hal ketahanan bencana," imbuh dia.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Tata Ruang, Pertahanan dan Penanggulangan Bencana Bappenas Sumedi Andono Mulyo mengungkapkan selain kekuatan di tingkat nasional dan lokal, Indonesia juga menjadi contoh baik dalam penjajakan kerjasama internasional di bidang penanggulangan bencana.

Misalnya kerja sama dengan perguruan tinggi di Jepang dan Jerman untuk mengembangkan multi hazzard early warning system.

Selain itu, Indonesia juga banyak menerima dukungan dari lembaga internasional seperti UNDP, Unicef dan lainnya dalam hal mencapai resiliensi berkelanjutan.

"Indonesia menjadi contoh baik dalam membangun kerjasama antarnegara. Tidak hanya pemerintah dengan pemerintah saja, tapi dari universitas ke universitas dan tentunya private to private juga," ungkap Andono.(OL-5)

BERITA TERKAIT