25 May 2022, 15:30 WIB

Pesan Menteri LHK dalam Dialog Publik Kedua Stockholm +50


Mediaindonesia.com | Humaniora

DOK Pribadi.
 DOK Pribadi.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

PERLU kesadaran dan kepedulian dari seluruh elemen masyarakat untuk dapat mewujudkan pemulihan ekosistem yang berkelanjutan. Lingkungan yang sehat membutuhkan dukungan dan keterlibatan para pemangku kepentingan khususnya di tingkat lokal, sehingga masyarakat dapat berperan aktif dengan lebih baik. Peningkatan peran aktif masyarakat memberikan kontribusi solusi lokal dalam merestorasi ekosistem.

Itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam dialog publik kedua bertajuk Memajukan Inisiatif Pemulihan yang Berkelanjutan dan Inklusif di Indonesia yang berlangsung secara virtual pada Selasa (24/5). Dialog publik kali ini membahas lebih dalam mengenai berbagai upaya konkret yang dilakukan Indonesia dalam memulihkan ekonomi pascapandemi covid-19 melalui perumusan dan pelaksanaan program pemulihan berkelanjutan dan inklusif dalam kerangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Dialog publik Stockholm +50 menjadi momen penting bagi kita untuk terus menggugah, menumbuhkan, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik tentang ekosistem dan pengelolaannya yang optimal. Semoga dalam kegiatan dialog publik ini dapat terbangun visi bersama dalam mencapai lingkungan yang sehat dan kemakmuran untuk semua," ujar Siti Nurbaya Bakar.

Di acara tersebut, Ad Interim Wakil Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Nika Saeedi menjelaskan tentang cara dunia menghadapi krisis akibat dampak pandemi covid-19 yang terjadi dalam dua tahun ini. Pandemi juga turut memengaruhi pembangunan sosial-ekonomi yang sudah bertahun-tahun dunia upayakan. 

"Dialog publik kedua kita berkaitan dengan inisiatif pemulihan berkelanjutan dan inklusif yang telah dilakukan oleh Indonesia dan akan diuraikan lebih lanjut upaya penanganan covid-19 dengan merumuskan dan mengimplementasikan program pemulihan ekonomi nasional pascacovid-19, termasuk pembahasan mengenai rehabilitasi mangrove, bantuan keuangan, dan transformasi yang mendesak," ujarnya. Dialog publik ini merupakan rangkaian kegiatan menuju konferensi Stockholm +50 tahun yang akan berlangsung pada 2-3 Juni 2022. 

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu RI Tri Tharyat mengatakan bahwa proses pembangunan hijau yang berimbang antara ekonomi, sosial, dan lingkungan merupakan pilar ketahanan Indonesia ke depan. "Saya berharap diskusi kita dapat menghasilkan analisis dan pandangan lebih dalam yang akan kita bawa ke Stockholm, terutama dalam tiga hal berikut. Pertama, Indonesia memiliki praktik terbaik dalam upaya pemulihan hijau dan pandemi. Kedua, ada pengalaman baik penanganan pandemi dan menjadi pelajaran bagi banyak pihak dan negara. Terakhir, visi planet yang sehat harus dimulai dari langkah hari ini yang berkelanjutan. Besar harapan saya, dialog hari dapat menjadi bentuk kontribusi kita bagi Indonesia dan dari Indonesia untuk dunia."

Baca juga: IDI Komitmen Perkuat Layanan Kesehatan Indonesia

Dalam sesi pemaparan materi dari para pembicara, Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove-Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Inge Retnowati memaparkan tentang peran dan kontribusi dunia usaha dalam pemulihan berkelanjutan pascapandemi covid-19. Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono berbicara mengenai pemanfaatan inovasi dan teknologi, termasuk teknologi digital untuk transparansi dan keterbukaan informasi terkait bagaimana praktik terbaik program pemulihan nasional lingkungan hidup dan kehutanan. Pada pemaparan terakhir, Direktur Indonesia Business Council for Sustainable Development Indah Budiani berbicara mengenai kontribusi dunia usaha terkait pemulihan berkelanjutan covid-19. (RO/OL-14)

BERITA TERKAIT