PENDIDIKAN vokasi selayaknya tidak terjebak menjadi lembaga kursus yang mencetak lulusan siap kerja. Pendidikan vokasi harus tetap menjadi lembaga pengembangan jati diri SDM yang mampu menciptakan lulusan yang kreatif, berakhlak, dan berintegritas.
“Kita tidak menciptakan mesin siap kerja, tetapi kita tetap menciptakan manusia yang akan menjadi leader di dunia industri dan kerja dari sisi vokasional,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Arief S. Kartasasmita dalam keterangan resmi Unpad, Selasa (24/5).
Prof. Arief mengatakan, pendidikan vokasi di Indonesia masih dipandang sebelah mata. Bahkan, mahasiswa vokasi masih ada kesan sebagai 'warga negara kelas dua' dibandingkan mahasiswa sarjana sains. Padahal, pendidikan vokasi memiliki tingkat kompetensi setara dengan pendidikan sains. “Di Jerman, pendidikan vokasi tidak kalah bahkan lebih baik dari sains,” imbuhnya.
Unpad sendiri, kata dia, berupaya secara bertahap mengubah stigma pendidikan vokasi/terapan yang sudah berjalan sejak 2016. Diharapkan, upaya ini mampu mengubah stigma pendidikan vokasi, sehingga pendidikan vokasi Unpad memiliki keketatan cukup kuat dan mampu setara dengan tingkat keketatan program sarjana.
Saat ini, tingkat keketatan pendidikan vokasi Unpad masih rendah 30% dibandingkan Sarjana Reguler. Untuk itu, lanjut Prof. Arief, Unpad berkomitmen menjadikan pendidikan vokasi sebagai salah satu primadona. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendidikan vokasi untuk menciptakan luaran pendidikan lebih baik.
Lebih lanjut, Prof. Arief mengungkapkan bahwa program studi vokasi di Unpad sudah cukup melakukan reformasi pendidikan vokasinya. Reformasi tersebut diharapkan mampu mendorong prodi vokasi Unpad mengembangkan keilmuan sesuai dengan tren dan tantangan yang terjadi secara global.
Dia mendorong untuk mengembangkan kurikulum dan metodologi optimal yang mampu dicerna dan dijalankan mahasiswa. Kurikulum pembelajaran yang baik diharapkan akan meningkatkan jumlah calon mahasiswa untuk masuk ke program vokasi Unpad. “Cari kurikulum, metodologi, dan competitive advantage dari pendidikan vokasi di Unpad, sehingga orang akan melihat Unpad berbeda dengan vokasi lain, lebih baik, menyenangkan, dan bisa menghasilkan luaran yang lebih baik,” tandasnya.(OL-13)
Baca Juga: Media Indonesia Raih Penghargaan Terbanyak di Asian Media Awards 2022