19 May 2022, 19:59 WIB

Dari Kursus Bahasa Inggris, LEAP Tumbuh Jadi Lembaga Kursus dan Pelatihan


mediaindonesia.com | Humaniora

Ist
 Ist
Anak-anak belajar bahasa Inggris dengan metode menyenangkan di LKP Leap. 

SELALU berinovasi secara kreatif dan menjalin kerja sama merupakan cara LEAP, sebuah lembaga kursus dan pelatihan, di Kota Surabaya, untuk terus mengikuti perkembangan zaman.

Karena itulah, saat memasuki usia 16 tahun, LEAP telah merancang berbagai program untuk dilaksanakan sepanjang tahun ini, termasuk rebranding dari brand LEAP yang merepresentasikan transformasi yang telah dijalani selama ini.

“LEAP telah berkembang pesat sejak didirikan tahun 2006. Selama ini, berbagai inovasi telah kami lakukan hingga membuat LEAP menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang tak hanya bergerak di skala nasional tapi juga internasional," kata Ika Yadin, Kepala Lembaga Kursus dan Pelatihan LEAP Surabaya dalam keterangan pers, Kamis (19/5).

"Ini semua terjadi karena budaya organisasi LEAP yang pembelajar, sehingga kami bisa lebih cepat beradaptasi menghadapi perubahan," jelasnya.

"Untuk ulang tahun ke-16 ini, kami telah merancang berbagai program menarik bagi para peserta didik kami. Usia ke-16 juga kami jadikan momentum untuk melakukan rebranding sebagai representasi dari transformasi yang telah dijalani LEAP,” ungkap Ika.

Baca juga: 46 Perguruan Tinggi Luar Negeri Siap Terima Mahasiswa Vokasi Indonesia

Dari Surabaya Lebarkan Sayap ke tingkat nasional

Awalnya berdiri sebagai sebuah lembaga kursus bahasa Inggris untuk anak sekolah di Surabaya pada 2006, kini LEAP telah melebarkan sayap secara nasional dengan hadir di 30 kota lainnya di Indonesia.

LEAP juga dikenal sebagai penyedia pendidikan dan pelatihan bahasa Inggris serta tekonologi digital, mencakup Digital Literacy (kelas coding dan aplikasi perkantoran), dan digital marketing.

Pada 2020 lalu, LEAP juga berhasil terpilih menjadi lembaga pelatihan mitra yang memberi pelatihan digital marketing untuk program pelatihan prakerja dari pemerintah.

Saat ini, siswa aktif kelas Inggris berjumlah 480 orang, sedangkan kelas digital marketing telah diikuti ribuan peserta di seluruh Tanah Air.

Saat ini, LEAP memiliki 68 kelas bahasa Inggris online yang mencakup layanan general English, conversation, serta klub LEAP Literacy Club untuk anak-anak sudah cukup mahir berbahasa Inggris namun ingin memperkaya wawasan dengan topik-topik terbaru.

Sedangkan untuk kelas Digital Marketing, LEAP telah mempunyai laboratorium (lab) praktik sendiri untuk mendukung proses belajar siswa-siswanya

Lab praktik tersebut adalah Godong Gedang (akun penjualan produk UKM kuliner) dan Doyan Belanja (akun penjualan produk retail).

Di tingkat internasional, LEAP juga telah melakukan berbagai gebrakan, diawali dengan menjadi narasumber di ASEAN Youth Festa 2021.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 49 siswa dari tujuh negara ASEAN dan menghasilkan 49 ide anak muda terkait berbagai permasalahan yang timbul selama pandemi berlangsung.

Tahun 2021 pula, LEAP menjalin kerja sama dengan Doyobi, sebuah institusi coding kompeten dari Singapura.

Terpilihnya LEAP sebagai satu-satunya lembaga non-sekolah yang menjadi mitra Doyobi di Indonesia, membuktikan komitmen LEAP dalam menyediakan pembelajaran yang berkualitas bagi siswa-siswanya.

Walau telah melangkah ke tingkat nasional dan internasional, LEAP tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat kota Surabaya.

Salah satu kegiatan yang dilakukan sebelum pandemi adalah dengan mengadakan program Little Guide dan Let’s Go Bun sebagai bagian dari CSR (Corporate Social Responsibility).

Melalui program Little Guide, LEAP berupaya untuk membekali siswa SMP secara gratis dengan bahasa Inggris dan pengetahuan pariwisata Kota Surabaya sehingga mereka bisa menjadi guide cilik yang baik.

Sedangkan Let’s Go Bun merupakan program stimulasi bahasa Inggris untuk anak usia dini yang bekerja sama dengan PAUD di sekitar Kantor Pusat LEAP di daerah Rungkut, Surabaya.

Sebagai organisasi pembelajar yang dinamis dan inovatif, LEAP memiliki visi menjadi lembaga penyedia pendidikan yang holistik pada 2030.

Langkah-langkah mewujudkannya sudah dimulai dari sekarang dengan pengembangan sebuah inovasi berupa platform LMS (Learning Management System) sendiri yang diberi nama Leapverse yang akan digunakan di bulan Juli 2022 mendatang bersamaan dengan tahun akademik baru.

“Ide untuk membuat Leapverse muncul saat kami harus bermigrasi ke sistem belajar daring saat pandemi berlangsung," katanya. 

Setelah awalnya sempat menggunakan WhatsApp group dan Zoom, saat ini proses belajar di LEAP menggunakan platform LMS pihak ketiga dan Zoom.

"Dari sini kami terpikir untuk berinovasi membuat LMS sendiri untuk platform belajar di LEAP, tujuannya agar kualitas belajar-mengajar secara daring maupun hybrid dapat terkontrol dengan baik,” jelas Ika.(RO/OL-09)

 

 

BERITA TERKAIT