SEKOLAH di wilayah provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (Jabodetabek) memperpanjang libur sekolah sampai 11 Mei 2022. Sekolah masuk kembali serentak pada Kamis 12 Mei 2022.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta orang tua dan siswa tidak menambah durasi liburan mengunjungi tempat wisata.
"Waktu tambahan liburan siswa baiknya dimanfaatkan untuk istirahat di rumah, apalagi akhir Mei dan awal Juni sudah kenaikan kelas, ada Ujian Akhir Semester," kata Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim dalam keterangannya Selasa (10/5).
Bahkan Kelas XII SMA/SMK/Madrasah Aliyah akan menghadapi UTBK dan Ujian Mandiri masuk PTN. Jadi daripada menambah waktu berwisata, lebih baik anak-anak fokus belajar dengan tekun, menyiapkan rangkaian ujian tersebut agar hasilnya maksimal.
P2G juga mendorong sebelum masuk mulai PTM Kamis 12 Mei, siswa melakukan tes swab pcr. Sebagai langkah deteksi dan mengantisipasi penyebaran Covid-19 pascaliburan.
"Kami mendorong Dinas Pendidikan dan sekolah tiap daerah memfasilitasi swab pcr bagi siswa, bisa dilakukan acak. Agar siswa masuk PTM benar-benar kondisi sehat dan fit," tambah Satriwan.
Perihal munculnya kasus hepatitis misterius yang menyerang anak, ini patut menjadi perhatian serius Kemendikbudristek, Kemenag, Kemenkes, Pemda, dan Sekolah. P2G cukup khawatir ini kemudian berubah menjadi pandemi terhadap anak.
"Kami mendesak Kemendikbudristek dan Pemda membuat surat edaran sebagai pengingat, agar sekolah-sekolah meningkatkan disiplin protokol kesehatan, mencegah Covid-19 yang masih pandemi termasuk mencegah penularan hepatitis terhadap anak," lanjut Satriwan.
Baca juga : Hindari Penyakit Keturunan Talasemia dengan Deteksi Dini
Pencegahan kasus hepatitis misterius anak ini hendaknya menjadi perhatian lebih, khususnya bagi anak usia Play Group (Day Care), PAUD/TK, dan SD/MI. Harus menjadi kesadaran kolektif, khususnya bagi guru, siswa, dan orang tua.
Dijelaskan Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri, Surat Edaran kepada Sekolah: Guru, siswa, orang tua, dan warga sekolah lainnya sangat penting.
"Agar warga sekolah memiliki pemahaman yang baik, khususnya terkait kasus hepatitis misterius anak. Apa saja indikasi gejala, faktor penyebab, langkah pencegahan, serta kiat hidup bersih demi menjaga anak agar tidak tertular," terang Iman.
P2G mendesak Kemendikbudristek, Kemenag, dan Pemda meningkatkan pengawasan dan mengevaluasi ketaatan protokol kesehatan di sekolah termasuk pelaksanaan prinsip adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Sebab P2G masih menemukan banyaknya pelanggaran prokes di sekolah setelah kebijakan PTM 100% dimulai beberapa bulan lalu.
"Prokes banyak dilanggar warga sekolah, baik siswa maupun guru makin tak disiplin prokes. Apalagi pascamudik lebaran ini. Mestinya warga sekolah jangan dulu euforia, status Covid-19 masih pandemi belum endemi," ungkap Iman.
Iman melanjutkan, P2G berharap langkah-langkah pencegahan penularan dan disiplin prokes di sekolah adalah upaya yang sangat penting dan strategis untuk menurunkan angka sebaran Covid-19 dan khususnya lagi, demi mencegah jauh-jauh hari agar kasus hepatitis misterius anak tidak kemudian hari berubah menjadi pandemi, yang kembali akan berdampak terhadap kualitas pendidikan nasional. (OL-7)